Sehingga, seperti yang muncul di media sosial, sesi penayangan film tersebut lebih mirip dengan konser The Eras Tour alih-alih penayangan film secara konvensional.
Hal itu pula yang berkorelasi pada poin ketiga, yakni film ini adalah wadah bagi para penggemar yang tidak kebagian atau mendapatkan tiket konser The Eras Tour, entah karena memang tak didatangi Taylor ataupun kehabisan tiket.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi mengingat bahwa The Eras Tour sanggup membuat sistem Ticketmaster rusak akibat serbuan 14 juta akun yang memperebutkan 2,5 juta tiket, maka film ini menjadi 'obat' bagi jutaan penggemar Swift yang ingin ikut merasakan The Eras Tour.
"Penetapan harga tiket seperti itu bisa berhasil bila ada permintaan terhadap produknya," kata Bock. "Itu ada, dan beberapa lagi, untuk Taylor Swift,"
Namun Bock menilai tidak semua artis bisa mencapai apa yang bisa dilakukan Taylor Swift lewat film ini. Bagi dia, fenomena ini untuk saat ini berlaku hanya untuk Swift dan Beyonce, yang juga melakukan tur Renaissance World Tour dan merilis film dokumenter konser itu.
"Sulit meniru ini kecuali kau Taylor atau Beyonce," kata Bock, dikutip dari Variety.
Kesulitan untuk mengikuti jejak Taylor ataupun Beyonce itu bukan hanya dari aspek penjualan tiket, tetapi juga dari betapa singkat masa produksi yang diperlukan menggarap film ini.
The Eras Tour Film diketahui diambil pada saat Taylor Swift menggelar konser di Los Angeles pada Agustus 2023. Kemudian hanya dalam sebulan, film ini sudah siap diedarkan di bioskop.
Padahal, kata konsultan perfilman David A Gross, biasanya film blockbuster butuh 18-24 bulan untuk perencanaan, produksi, dan perilisan. Belum lagi untuk masa promosi dan sebagainya.
Sementara dengan The Eras Tour Film? Taylor Swift cuma mengunggah pengumuman di media sosialnya dan mendapatkan "like" hingga lebih dari 5,9 juta, belum lagi promosi organik dari sesama penggemar.
Selain itu, Taylor Swift juga memotong alur distribusi film. Ia memilih langsung bekerja sama dengan AMC Theatre selaku jaringan bioskop untuk menjual tiket dan bekerja sama dengan jaringan bioskop lainnya dalam menayangkan film ini.
Dalam industri film Hollywood, film digarap oleh studio yang kemudian akan menggandeng distributor untuk menyebarkan film itu ke bioskop-bioskop. Hal itu memungkinkan keputusan bisnis akan film ditentukan banyak pihak.
Kejutan dan capaian lainnya dari film ini pun akan muncul selama beberapa pekan ke depan, mengingat ada 102 negara yang akan menayangkan serentak pada gelombang pertama, 13 Oktober.
Sementara itu ada 13 negara yang akan menayangkan film ini pada gelombang kedua pada 3 November 2023, termasuk di Indonesia.