Tak hanya itu, kritikus juga menyoroti prekuel tersebut malah menyia-nyiakan kesempatan untuk memberikan penjelasan lebih atau mengembangkan asal-usul dari the Hunger Games itu sendiri.
"Film ini tidak punya cukup waktu untuk menggambarkan interaksi emosi dan manipulasi yang membentuk hubungan Coriolanus dan Lucy Gray," tulis Emma Stefansky dari IGN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Niat untuk menjelaskan intrik politik Capitol dan pentingnya permainan (Hunger Games) dalam menjaga kesenjangan antara kelas penguasa dan kelompok yang tidak berdaya tidak menghasilkan apa-apa selain kesuraman yang berlebihan," ulas David Rooney dari Hollywood Reporter.
Peter Bradshaw dari Guardian juga menuturkan hal serupa. Ia menilai film ini telah kehabisan ide sehingga tidak ada gunanya menghadirkan prekuel ini dari waralaba Hunger Games.
"Minat, momentum, dan energi sejujurnya sudah lewat, dan yang kita miliki hanyalah pakaian konyol, gaya rambut halusinasi, rangkaian aksi tanpa ketegangan, pemandangan kota dengan CGI standar, menyanyikan lagu balada rumahan sambil memainkan gitar yang tampak semahal Lamborghini," kritik Peter Bradshaw dari Guardian.
Film ini berlatar 64 tahun sebelum peristiwa The Hunger Games (2012). Seorang pemuda berusia 18 tahun sedang berambisi mengembalikan kejayaan keluarganya yang memudar akibat perang pemberontakan terhadap Ibukota Panem, Capitol.
Pemuda tersebut adalah Coriolanus Snow (Tom Blyth). Ia menjadi harapan terakhir bagi keluarga Snow yang dulunya kaya dan berkuasa. Semua berubah ketika ayah Coriolanus terbunuh pascaperang dan membuat keluarganya jatuh miskin.
Hal itu membuat Coriolanus berjuang mendapatkan beasiswa di The Academy, sekolah menengah paling bergengsi di Capitol, dengan modal prestasi akademiknya.
Sayangnya, penilaian kini juga ditentukan dari penampilan mereka sebagai mentor untuk para tribute atau peserta permainan tempur mematikan Hunger Games ke-10.
Di sana lah Coriolanus bertemu dengan Lucy Gray Baird (Rachel Zegler), anggota Covey, grup musisi nomaden, yang tak punya keahlian bela diri.
The Hunger Games: Ballad of Songbirds and Snakes kembali diarahkan Francis Lawrence dengan naskah garapan Michael Lesslie dan Michael Arndt. The Ballad of Songbirds and Snakes merupakan hasil adaptasi novel berjudul sama garapan Suzanne Collins.
Deretan bintang Hollywood papan atas turut meramaikan film ini, seperti Tom Blyth, Rachel Zegler, Peter Dinklage, Hunter Schafer, Josh Andres Riveira, Jason Schwartzman, dan Viola Davis.
The Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes tayang sejak 15 November di bioskop Indonesia.