Swift yang saat itu sudah keluar dari Big Machine mengklaim bahwa ia tidak pernah diizinkan untuk membeli master lagunya sendiri. Ia pun marah ketika musiknya justru dibeli oleh Braun, sosok yang ia anggap sebagai dalang seluruh perundungan yang ia terima.
"Terkait Scooter, master-master saya dijual ke seseorang yang secara aktif menginginkan itu untuk alasan yang jahat, menurut saya," kata Swift. "[Kala itu] saya merasa, 'Oh, mereka membuat saya kalah sekarang. Inilah. Saya tidak tahu harus berbuat apa',"
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga kemudian, ia memilih untuk terus berkarya dengan merilis sejumlah album baru, yakni Lover (2019), folklore (2020), dan evermore (2020). Namun ia juga bergerak untuk mengambil kembali haknya atas musik-musik yang dijual ke Scooter Braun.
Swift pada 2019 mengumumkan rencana merekam ulang enam album yang dijual ke Scooter Braun oleh Big Machine.
Album rekam ulang yang diberi label "Taylor's Version" itu sejauh ini sudah ada empat, yakni Fearless Taylor's Version (2021), Red Taylor's Version (2021), Speak Now Taylor's Version (2023), dan 1989 Taylor's Version (2023).
Swift mengakui mengerjakan album rekam ulang tidaklah mudah, selain daripada menghadapi perubahan vokalnya dibanding pada masa lalu, ia juga dihadapkan peluang gagal yang terjadi pada proyek-proyek serupa di masa lalu.
Namun ternyata, sejauh ini, keempat album rekam ulang itu mencetak sukses secara komersil dan ulasan kritikus. Keempat album itu sukses mengalahkan angka penjualan dan nilai kritikus dibanding versi aslinya.
"Semuanya tergantung pada caramu menghadapi kehilangan," kata Taylor Swift. "Saya menanggapi rasa sakit yang luar biasa dengan tantangan."
(far/end)