Sastrawan Abdul Hadi W.M. meninggal dunia pada dini hari ini, Jumat (19/1), di usia 77 tahun. Ia tutup usia karena sakit.
Kabar meninggalnya pria bernama lengkap Abdul Hadi Wiji Muthari itu dibagikan lewat akun media sosial Universitas Paramadina tempatnya menjadi Guru Besar Fakultas Falsafah dan Peradaban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Telah berpulang ke rahmatullah: Prof. DR. Abdul Hadi WM," tulis akun @universitas_paramadina di Instagram.
"Guru Besar Fakultas Falsafah dan Peradaban Universitas Paramadina pada hari Jumat, 19 Januari 2024 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto dikarenakan sakit," lanjut pengumuman tersebut.
"Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT dan mendapat tempat terbaik disisi-Nya. Aamin," pungkas pengumuman itu.
Abdul Hadi W.M. merupakan seorang penyair yang lahir di Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada 24 Juni 1946.
Ia terlahir dari seorang ayah seorang saudagar dan guru bahasa Jerman dan seorang ibu keturunan Mangkunegaran. Abdul Hadi merupakan anak ketiga dari 10 bersaudara yang seluruhnya laki-laki.
Sejak kecil, Abdul Hadi sudah membaca karya-karya para filsuf, seperti Plato hingga Sokrates. Selain itu, dia juga menggeluti karya sastra Indonesia, seperti milik Amir Hamzah hingga Chairil Anwar.
Abdul Hadi sempat pindah ke Surabaya untuk bersekolah. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada dan berganti ke Filsafat Barat. Ia kemudian beralih ke program studi Antropologi di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.
Lihat Juga : |
Setelah itu, Abdul Hadi juga mengemban pendidikan di Universitas Sains Malaysia untuk mengambil gelar master dan doktor Filsafat. Ia juga menjadi dosen di kampus tersebut.
Abdul Hadi pulang ke Indonesia dan menerima tawaran untuk menjadi tenaga pengajar di Universitas Paramadina. Ia pun menjadi Guru Besar Falsafah dan Peradaban universitas tersebut pada 2008.
Penyair tersebut dikenal lewat karya-karyanya yang bertema sufistik, kesusastraan Melayu Nusantara, serta pandangannya tentang Islam dan pluralisme.
Dia pernah menerbitkan buku penelitian filsafat, beberapa di antaranya berjudul Kembali ke Akar Kembali ke Sumber: Esai-esai Sastra Profetik dan Sufistik (1999) dan Islam: Cakrawala Estetik dan Budaya (1999).
Selain itu, dia juga memiliki beberapa buku kumpulan puisi, seperti At Last We Meet Again,, Laut Belum Pasang, Madura: Luang Prabhang dan Pembawa Matahari.
Abdul Hadi juga pernah menerjemahkan karya sastra sufi dan sastra dunia, seperti Rumi hingga Goethe. Ia juga dikenal sebagai penulis dongeng anak-anak yang diterbitkan oleh Balai Pustaka.
(pra)