Agak Laen melenggang ke Malaysia di tengah penayangan yang impresif di Indonesia. Film itu bakal mulai tayang di bioskop Negeri Jiran pada 29 Februari 2024.
Kabar perilisan Agak Laen di Malaysia itu diumumkan rumah produksi Imajinari melalui Instagram.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasukan, kami hadir di Pawagam Malaysia. Mulai tanggal 29 Februari 2024. Sampai jumpa," tulis akun Instagram @imajinari.id, Kamis (22/2).
Perilisan di Malaysia itu berjarak hampir sebulan sejak Agak Laen rilis di Indonesia. Film tersebut juga telah mencatat 6,6 juta penonton per Kamis (22/2) siang.
Angka itu diprediksi masih terus melesat hingga berpotensi mampu membuat Agak Laen sebagai film Indonesia terlaris kedua sepanjang masa.
Penayangan di Malaysia yang telah mendapatkan jadwal resmi itu pun memperbesar peluang Agak Laen untuk menambah angka penonton beberapa waktu ke depan.
Sementara itu, belum ada informasi perilisan film komedi tersebut di negara tetangga lain. Sebab, film-film Indonesia juga tidak jarang didistribusi ke negara tetangga, termasuk Brunei Darussalam.
Agak Laen sebelumnya menjadi film Indonesia terlaris ketiga sepanjang masa usai meraih 6.437.391 penonton pada Rabu (21/2). Angka tersebut semakin meningkat ketika Imajinari melaporkan film itu meraih 6.615.162 pada Kamis (22/2).
Angka itu membuatnya resmi menyalip dua film, yakni Dilan 1990 yang sebelumnya menempati peringkat keempat dengan 6.315.664 penonton dan dan Pengabdi Setan 2: Communion di posisi ketiga dengan 6.391.982 penonton.
Perolehan terbaru itu juga membuat Agak Laen semakin mendekati Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 yang masih bertahan di posisi kedua dengan 6.858.616 penonton.
Apabila meraih 7 juta penonton, Agak Laen pun dapat menjadi film Indonesia terlaris kedua. Film itu juga berpotensi menjadi film komedi Indonesia terlaris sepanjang masa, menggantikan Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1.
Agak Laen mengisahkan Bene (Bene Dion), Boris (Boris Bokir), Jegel (Indra Jegel), dan Oki (Oki Rengga) yang merupakan empat sekawan yang telah berteman sejak lama.
Mereka mengelola rumah hantu di sebuah pasar malam, termasuk menjadi hantu di wahana itu.
Bisnis mereka semula gagal karena pengunjung tak merasakan adrenalin atau ketakutan saat masuk rumah hantu. Mereka lantas merenovasi wahana itu supaya semakin menyeramkan.
Namun, setelah direnovasi, rumah hantu itu justru menelan nyawa. Empat sekawan tersebut lantas bersekongkol menyembunyikan kematian itu meski harus dihantui arwah gentayangan.