Reality Club Akan Manggung di Friends:Forever SXSW Festival 2024
Band indie-rock Reality Club akan menjadi bagian acara South by Southwest Music Festival (SXSW) 2024. Festival tahunan itu akan digelar di Austin, Texas, Amerika Serikat pada 8 sampai 16 Maret.
Reality Club dijadwalkan tampil dalam FRIENDS:FOREVER yang akan menjadi acara musik Asia terbesar dalam sejarah SXSW. FRIENDS:FOREVER digelar perusahaan Amerika Serikat yang dimiliki orang-orang Asia, Jaded, yang menggelar acara serupa bertajuk Tiger Den pada 2023.
FRIENDS:FOREVER akan digelar dua hari pada 14 dan 15 Maret di Empire Control Room & Garage.
"Kami sangat senang dapat mewakili Indonesia, bahkan Asia Tenggara juga di SXSW," kata vokalis, gitaris sekaligus penulis lagu Reality Club melalui keterangan tertulis pada Jumat (23/2).
"Gaya musik kami cukup beragam dan kami memainkan banyak genre, jadi bersiap lah untuk sebuah perjalanan musik yang seru. Kami tidak sabar untuk bersenang-senang bersama, bertemu teman-teman baru, dan merayakan musik."
Jadwal tersebut hadir kembali setelah Reality Club sempat berencana tampil di SXSW 2020, tapi tak terealisasi akibat pandemi Covid-19.
Sehingga, penampilan mendatang membuat Reality Club mengikuti jejak sejumlah musisi Indonesia yang pernah tampil di SXSW seperti Efek Rumah Kaca, White Shoes & The Couples Company, The SIGIT, Shaggydog, Yacko, dan Tuan Tigabelas.
Selain Reality Club, beberapa musisi mancanegara lainnya bakal tampil di FRIENDS:FOREVER.
Penyanyi asal California berketurunan Vietnam, thuy, yang viral di Indonesia lewat lagu girls like me don't cry dan trio indie-rock asal Seoul, SE SO NEON, akan menjadi bintang utama festival itu.
FRIENDS:FOREVER juga akan mendatangkan penyanyi dan produser dance-pop Shelhiel dari Malaysia, penyanyi dan penulis lagu indie Su Lee dari Korea Selatan, produser R&B dan hip-hop STUTS dari Jepang, dan banyak nama lainnya.
"FRIENDS:FOREVER adalah perayaan kultur anak muda lewat musik yang kita semua cintai. Kami bangga dapat menampilkan generasi baru musisi-musisi yang mengubah lanskap musik secara global dan mereka yang mendobrak batasan-batasan kultur lewat kreativitas dan bakat mereka," ujar Jing Wang, pendiri dan CEO Jaded.