Sutradara Agak Laen, Muhadkly Acho, menjawab kritik sejumlah netizen yang menilai beberapa adegan bersifat diskriminatif terhadap masyarakat disabilitas dan identitas gender tertentu.
Acho mengaku tidak keberatan dengan berbagai reaksi yang ditujukan kepada Agak Laen. Ia menilai kritik penonton terhadap film komedi garapannya itu wajar karena karyanya sudah dirilis secara publik.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Buat saya itu adalah sebuah respons yang normal dan sangat sehat buat industri film. Sebuah karya seni ketika sudah dilempar ke publik ya itu sudah jadi milik publik," ujar Acho dalam perbincangan dengan CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
"Ini sesuatu yang memang lumrah dan harus terjadi, karena dengan perbincangan ini justru malah ada diskursus yang sehat sebetulnya di penonton," lanjutnya.
Meski begitu, Acho mengaku memiliki argumen pribadi terhadap kritikan itu. Ia merespons salah satu topik yang paling ramai disorot, yakni karakter Obet (Sadana Agung Sulistya) sebagai seorang bisu.
Karakter yang bekerja di pasar malam sebagai petugas kebersihan tersebut dinilai sejumlah netizen digambarkan secara diskriminatif. Namun, Acho menilai karakter itu justru menjadi aktor kunci di balik kasus yang menimpa pemeran utama.
![]() |
Acho juga menjelaskan komedi untuk karakter itu mengusung konsep dualisme makna. Obet, ujar Acho, yang menjadi saksi bisu ternyata memang bisu sungguhan.
"Justru kalau kita perhatikan filmnya secara menyeluruh, karakter Obet yang dimasalahkan itu justru kita jadikan sebagai aktor kunci, karakter kunci dalam film ini," ujarnya.
"Permainan komedinya adalah dualisme makna, saksi bisu ternyata bisunya literally bisu. Kan itu konsep komedinya," sambung Acho.
Ia lantas membantah melakukan diskriminasi melalui karakter Obet. Karakter itu justru menjadi bukti bahwa dalam cerita tersebut, Jongki (Arie Kriting) sang pengelola pasar malam, tidak masalah dengan kondisi Obet.
Acho juga menegaskan tidak ada dialog yang bersifat diskriminatif terhadap Obet atau penyandang disabilitas.
Namun, pada akhirnya, Acho enggan memaksakan opini berbeda yang tersebar di media sosial. Ia menegaskan akan menerima kritik sebagai bahan masukan, tetapi juga tak ambil pusing jika sudah beda pandangan.
"Tapi enggak papa, namanya opini bisa macam-macam ya," ujar Acho. "Kita dengarkan semua, kok. Mana yang kira-kira harus diperbaiki ke depannya, mana yang menurut kita kayak, 'Oh ini memang enggak [sejalan].'"
Agak Laen mengisahkan Bene (Bene Dion), Boris (Boris Bokir), Jegel (Indra Jegel), dan Oki (Oki Rengga) yang merupakan empat sekawan yang telah berteman sejak lama.
Lihat Juga : |
Mereka mengelola rumah hantu di sebuah pasar malam, termasuk menjadi hantu di wahana itu.
Bisnis mereka semula gagal karena pengunjung tak merasakan adrenalin atau ketakutan saat masuk rumah hantu. Mereka lantas merenovasi wahana itu supaya semakin menyeramkan.
Namun, setelah direnovasi, rumah hantu itu justru menelan nyawa. Empat sekawan tersebut lantas bersekongkol menyembunyikan kematian itu meski harus dihantui arwah gentayangan.