AS Gugat Ticketmaster dan Live Nation untuk Bubarkan Sistem Monopoli

CNN Indonesia
Sabtu, 25 Mei 2024 09:50 WIB
Pemerintah AS menggugat Ticketmaster dan Live Nation dan meminta pengadilan memisahkan mereka demi membubarkan sistem monopoli. (Getty Images via AFP/JOE RAEDLE)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kehakiman Amerika Serikat (AS) menggugat Ticketmaster dan perusahaan induknya, Live Nation Entertainment, pada Kamis (23/5) dengan tuduhan monopoli ilegal atas banyak acara pertunjukan di AS.

AP melaporkan pada Jumat (24/5), Kementerian meminta pengadilan untuk membubarkan sistem yang mematikan persaingan dan menaikkan harga bagi para konsumen.

Gugatan tersebut diajukan ke pengadilan federal di Manhattan New York oleh 30 jaksa agung negara bagian dan distrik. Mereka meminta monopoli yang dinilai telah menekan promotor skala kecil, merugikan para artis, dan menenggelamkan para pembeli tiket dibubarkan.

Ticketmaster dan Live Nation Entertainment diketahui memiliki sejarah panjang dalam perselisihan dengan artis-artis besar dan para penggemarnya, termasuk Taylor Swift dan Bruce Springsteen.

"Sudah waktunya bagi para penggemar dan artis untuk berhenti membayar mahal untuk monopoli yang dilakukan oleh Live Nation," kata Jaksa Agung Merrick Garland.

"Ini adalah waktunya untuk mengembalikan kompetisi dan inovasi dalam industri hiburan. Sudah waktunya untuk membubarkan Live Nation-Ticketmaster."



Pemerintah AS menuduh Live Nation melakukan sejumlah taktik, termasuk ancaman dan retaliasi, yang menurut Garland telah memungkinkan raksasa hiburan itu untuk 'mencekik kompetisi' dengan mengendalikan hampir setiap aspek industri, dari promosi konser hingga penjualan tiket.

Menurut dia, dampak pada taktik-taktik ini terlihat pada "daftar biaya yang tak ada habisnya pada para penggemar".

"Musik pertunjukan langsung seharusnya tidak hanya tersedia bagi mereka yang mampu membayar pajak Ticketmaster," ujar Asisten Jaksa Agung Jonathan Kanter dari Divisi Antimonopoli Departemen Kehakiman AS.

Para warga pun menyerukan keluhannya. Ricky Palitti dan Jacob DeLong dari Detroit mengatakan mereka baru-baru ini menghabiskan sekitar US$1.200 untuk tiga tiket konser Shania Twain via Ticketmaster dan sekitar US$370 untuk menonton RuPaul's Drag Race Live.

"Saya rasa harga tiket sudah pasti naik, tapi saya juga berpikir bahwa semua biaya yang berbeda yang dikenakan Ticketmaster untuk pemesanan pasti menaikkan harga, pasti," kata Palitti.

Sementara DeLong mengatakan meskipun ia menghormati karya para artis tersebut, biaya tambahan membuat pengeluaran untuk menonton pertunjukan menjadi "konyol".

Live Nation, yang selama bertahun-tahun menyangkal melakukan pelanggaran undang-undang anti monopoli, mengatakan gugatan tersebut "tidak akan menyelesaikan masalah yang dipedulikan oleh para penggemar yang berkaitan dengan harga tiket, biaya layanan, dan akses ke pertunjukan yang diminati."

"Menyebut Ticketmaster sebagai monopoli mungkin merupakan kemenangan humas bagi Kementerian Kehakiman dalam jangka pendek, tetapi akan kalah di pengadilan karena mengabaikan ekonomi dasar dari hiburan langsung," tambah Live Nation.



Pihak Ticketmaster menambahkan, sebagian besar biaya layanan masuk ke tempat-tempat hiburan dan persaingan dari luar telah "terus mengikis" pangsa pasar Ticketmaster. Perusahaan tersebut mengatakan akan membela diri dari "tuduhan yang tidak berdasar."

Kementerian Kehakiman AS mengatakan praktik anti-persaingan Live Nation menggunakan kontrak jangka panjang untuk mencegah tempat pertunjukan memilih pesaing, memblokir tempat pertunjukan, menggunakan beberapa penjual tiket, dan mengancam tempat pertunjukan bahwa mereka bisa merugi jika tidak memilih Ticketmaster.

Lanjut ke sebelah...

Menguasai 70 Persen Penjualan Tiket


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :