Alasan Nyetir Mabuk Jadi Pelanggaran Fatal dalam Karier Idol Korea
Suga BTS menjadi artis Korea terbaru yang mengalami perkara mengemudi dalam kondisi mabuk. Ia ditemukan jatuh di jalan saat mengendarai skuter listrik pada Rabu (6/8) dan dibawa ke kantor polisi terdekat.
Usai jalani tes breathalyzer diketahui kadar alkohol dalam darah Suga BTS 0,227 persen atau jauh di atas ambang batas 0,08 persen untuk pencabutan SIM.
Polisi sedang mengatur jadwal pemanggilan untuk memeriksa musisi yang kini sedang jalani wajib militer itu. Tak hanya itu, Administrasi Tenaga Kerja Militer Kawasan Seoul pada Senin (12/8) juga menerima pengaduan perdata atas Suga BTS.
Berdasarkan kadar alkohol dalam darah, Suga BTS menjadi yang tertinggi di antara idol yang pernah terjerat kasus serupa. Sebelumnya Nam Tae-hyun (2023) dengan 0,114 persen, diikuti Moon Joon-young (2022) 0,113 persen, dan Kangta (2000) 0,102 persen.
Sedangkan secara artis keseluruhan, kadar alkohol dalam darah musisi bernama Min Yoon-gi itu juga lebih tinggi dari Kim Sae-ron (2022) 0,2 persen, aktris yang hingga kini belum balik ke layar kaca sejak insiden tersebut.
Beda dari negara lain, artis-artis Korea Selatan yang terjerat kasus mengemudi sambil mabuk kerap sangat sulit mengembalikan kariernya seperti sedia kala.
Kim Sae-ron adalah satu dari banyak contoh. Banyak adegannya dalam serial terpaksa dihapus supaya proyek itu tetap bisa tayang dan tak kena cancel culture penonton.
Hal itu bukan hanya karena artis Korea diharapkan mematuhi standar moral dengan sempurna dalam kehidupan pribadi mereka. Sebaliknya, reaksi orang Korea atas kasus mengemudi dalam keadaan mabuk sangat intens selama dekade terakhir.
Di Korea Selatan, selain tindak pidana kekerasan, mengemudi di bawah pengaruh alkohol (DUI) umumnya dianggap sebagai salah satu pelanggaran terburuk yang dapat dilakukan seorang bintang.
Setelah slogan-slogan, seperti "mengemudi dalam keadaan mabuk adalah pembunuhan" mendapat perhatian. Sehingga, baik artis maupun non-selebriti yang terbukti melakukan tindak pidana tersebut dikutuk sebagai "calon pembunuh."
Selain Kim Sae-ron, artis yang tertangkap karena DUI dalam beberapa tahun terakhir dan mengalami pukulan telak pada citra publik dan hampir mustahil memulihkan popularitas mereka, adalah Lizzy After School dan mantan member AB6IX Lim Young-min.
Asal mula kritik serius ke pelaku
Menurut kritikus budaya pop Kim Heon-sik, seperti diberitakan Korea JoongAng Daily, titik balik yang mengubah persepsi publik Korea tentang mengemudi dalam keadaan mabuk adalah kecelakaan yang menewaskan Yoon Chang-ho pada 2018.
Yoon Chang-ho yang saat itu sedang menjalani wajib militer, meninggal dunia setelah ditabrak pengemudi mabuk di Busan. Untuk mengenangnya, teman-teman dan keluarga meluncurkan kampanye untuk memperkuat hukuman bagi pengemudi mabuk.
Kampanye itu berujung pada pengesahan Undang-Undang Yoon Chang-ho oleh Majelis Nasional pada akhir 2018.
"Di era serba online saat ini, keluarga dan teman korban dapat berbagi informasi dan rekaman kecelakaan, yang menyoroti betapa berbahayanya mengemudi dalam keadaan mabuk," kata Kim Heon-sik.
"Dalam beberapa tahun terakhir, kisah para korban dan kenyataan kecelakaan akibat mengemudi dalam keadaan mabuk dibagikan secara aktif di komunitas daring, media sosial, dan papan petisi Gedung Biru.
Hal itu membantu orang berempati dengan para korban dan menyadari bahwa siapa saja bisa menjadi korban dari mengemudi sambil mabuk, termasuk anggota keluarga mereka.
Kim Heon-sik pun menyakini hal tersebut tertanam dalam benak orang-orang bahwa "mengemudi dalam keadaan mabuk bukan kesalahan pribadi yang kecil, tetapi kejahatan yang dapat menghancurkan kehidupan orang lain."
"Terutama karena kepadatan penduduk Korea yang tinggi, pengemudi mabuk sangat mungkin menabrak pejalan kaki," lanjutnya.
"Hal itu, dikombinasikan dengan budaya Korea yang toleran terhadap konsumsi alkohol berlebihan, telah menyebabkan Korea mengalami banyak kecelakaan di mana pengemudi mabuk menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan properti."
Lanjut ke sebelah...