Peran Asisten dan Jaringan Kriminal dalam Kematian Matthew Perry

CNN Indonesia
Jumat, 16 Agu 2024 08:30 WIB
Jaksa beber peran dokter dan asisten Matthew Perry dalam jaringan kriminal narkoba yang membuat aktor itu meninggal kecanduan ketamin. (Getty Images via AFP/Frederick M. Brown)
Jakarta, CNN Indonesia --

Departemen Kehakiman mengungkapkan ada peran jaringan kriminal bawah tanah dalam kematian Matthew Perry pada 28 Oktober 2023. Jaringan itu disebut menyuplai ketamin secara berlebihan dan ilegal hingga Perry meninggal dunia.

Lima orang dalam jaringan itu telah ditangkap, yakni dokter Salvador Plasencia, pengedar narkoba Jasveen Sangha, asisten Matthew Perry Kenneth Iwamasa, dokter Mark Chavez, dan broker Erik Fleming.

Mereka didakwa atas dugaan "mengambil keuntungan" dari Matthew Perry dengan menjual ketamin kepadanya. Chavez, Iwasama, dan Fleming telah mengaku bersalah atas berbagai tuduhan.

"Jaringan ini mencakup asisten yang tinggal di rumah, berbagai perantara, dua dokter medis, dan sumber utama pasokan narkoba yang dikenal sebagai 'The Ketamin Queen,'" kata Jaksa AS Martin Estrada dalam pembacaan dakwaan.

"Para terdakwa mengambil keuntungan dari masalah kecanduan Tuan Perry untuk memperkaya diri mereka sendiri. Mereka tahu apa yang mereka lakukan salah."

"Mereka tahu apa yang mereka lakukan berisiko membahayakan Tuan Perry, tetapi mereka tetap melakukannya. Mereka lebih tertarik untuk mengambil untung dari Tuan Perry daripada peduli dengan kesejahteraannya," ucap Estrada seperti diberitakan Variety pada Kamis (15/8).



Dalam dua bulan musim gugur 2023, mereka mendistribusikan sekitar 20 botol ketamin kepada Matthew Perry dengan imbalan uang tunai sebesar US$55.000 atau sekitar Rp867,5 juta (US$1=Rp15.773).

Dokter Plasencia dalam sebuah pesan teks pada 2023 menghina Perry dengan menulis, "Aku ingin tahu berapa banyak yang akan dibayar oleh orang tolol ini."

Pada suatu kesempatan, Plasencia menyuntik Perry dengan ketamin ilegal dan menyaksikan aktor itu "membeku dan tekanan darahnya melonjak," kata Estrada.

"Meskipun demikian, ia meninggalkan botol ketamin tambahan untuk diberikan terdakwa Iwamasa kepada Tuan Perry," tuturnya. Dakwaan pun mencatat bahwa Iwasama tidak memiliki pelatihan medis.

Plasencia juga memberi tahu pasien lain pada Oktober 2023, bulan ketika Perry meninggal, bahwa aktor itu "semakin tidak terkendali karena kecanduannya," menurut Estrada. "Meskipun demikian, terus menawarkan ketamin kepada Perry."

Saat kecanduan Perry memburuk, Chavez mencari cara lain untuk mendapatkan ketamin yang menyebabkannya membeli dari pengedar jalanan, dan menjual itu dan berujung pada kematian sang aktor.

Badan Penegakan Narkoba (DEA) mengatakan para dokter menagih Perry US$2.000 atau sekitar Rp31,5 juta untuk sebotol yang sebenarnya harga beli dokter Chavez hanya sekitar US$12 atau Rp189.276 (US$1=Rp15.773).

Lanjut ke sebelah...

Ancaman Hukuman atas Dokter dan Gembong Narkoba Kasus Matthew Perry


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :

TOPIK TERKAIT