Badan Penegakan Narkoba (DEA) mengatakan para dokter menagih Perry US$2.000 atau sekitar Rp31,5 juta untuk sebotol yang sebenarnya harga beli dokter Chavez hanya sekitar US$12 atau Rp189.276 (US$1=Rp15.773).
"Perjalanan Matthew Perry dimulai dengan dokter-dokter tidak bermoral yang menyalahgunakan posisi kepercayaan mereka karena mereka menganggapnya sebagai orang yang mencari untung, dan berakhir dengan pengedar jalanan yang menjual ketamin kepadanya dalam botol-botol yang tidak bertanda," kata administrator DEA Anne Milgram dalam konferensi pers.
"Keputusasaan yang membawa Perry kepada orang-orang ini tidak ditanggapi dengan bantuan sebagaimana mestinya dari para dokter, tetapi malah ditanggapi dengan eksploitasi."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal-hal tersebut yang kemudian membuat jaksa akan meminta pertanggungjawaban terhadap lima orang tersebut atas kematian Matthew Perry.
"Mereka tahu apa yang mereka lakukan berisiko membahayakan Tuan Perry, tetapi mereka tetap melakukannya. Mereka lebih tertarik untuk mengambil untung dari Tuan Perry daripada peduli dengan kesejahteraannya," ucap Estrada seperti diberitakan Variety pada Kamis (15/8).
"Dengan mengajukan tuntutan yang luas dan serius ini, kami mengirimkan pesan yang jelas. Jika Anda berkecimpung dalam bisnis penjualan obat-obatan berbahaya, kami akan meminta pertanggungjawaban Anda atas kematian yang Anda sebabkan," kata Estrada.
Matthew Perry ditemukan tewas pada 28 Oktober 2023, di bak mandi air panas rumahnya di Los Angeles. Jejak ketamin ditemukan dalam sistem tubuhnya.
Saat itu, kematian Perry dinyatakan sebagai overdosis yang tidak disengaja. Namun pada Mei 2024, LAPD mengatakan bekerja sama dengan otoritas federal untuk menyelidiki sumber ketamin yang dikonsumsi pemeran Chandler Bing itu.
Petugas tanggap darurat awalnya dipanggil ke rumah Perry untuk menangani serangan jantung, tetapi Kantor Pemeriksa Medis Daerah Los Angeles menemukan bahwa ia meninggal karena "efek akut ketamin."
Faktor penyebab kematiannya juga termasuk tenggelam, penyakit arteri koroner, dan efek buprenorfin (digunakan untuk mengobati gangguan penggunaan opioid).
Sebelum meninggal, Matthew Perry juga dilaporkan telah menjalani terapi ketamin untuk mengatasi depresi dan kecemasan.
Menurut laporan toksikologi pemeriksa medis, "Pada kadar ketamin yang tinggi yang ditemukan dalam spesimen darah postmortemnya, efek mematikan utamanya adalah dari stimulasi kardiovaskular yang berlebihan dan depresi pernapasan."
(chri)