Review Film: Alien - Romulus

Muhammad Feraldi Hifzurahman | CNN Indonesia
Jumat, 16 Agu 2024 20:15 WIB
Sutradara Fede Álvarez mampu mengeksekusi Alien: Romulus dengan nuansa megah dari perspektif cerita baru.
Sutradara Fede Álvarez mampu mengeksekusi Alien: Romulus dengan nuansa megah dengan cerita dari perspektif baru. (20th Century Studios)
img-title Prabarini Kartika
4
Alien: Romulus menjadi sci-fi horor yang ramah bagi penonton awam sekaligus tontonan penuh nostalgia bagi penggemar lama.
Jakarta, CNN Indonesia --

Alien: Romulus berhasil membangkitkan gairah waralaba Alien yang tak kunjung menghasilkan tontonan menjanjikan setelah merilis berbagai sekuel, spin-off, hingga crossover.

Sutradara Fede Álvarez tidak hanya menyuguhkan cerita dari perspektif baru, tetapi juga mengeksekusi dengan nuansa megah selagi tetap merawat akar cerita Alien.

Tugas yang membebani pundak Fede Álvarez tidak main-main. Ia dibayangi ekspektasi dari sang empu, Ridley Scott, yang kini bertindak sebagai salah satu produser.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ridley Scott bahkan menaruh rasa percaya tinggi kepada Fede Álvarez karena kendali kreatif sepenuhnya diserahkan kepada sang sutradara.

Bayang-bayang lain juga muncul dari sineas besar di balik rilisan Alien terdahulu, seperti James Cameron dan David Fincher.

Namun, sutradara asal Uruguay itu nyatanya berhasil membuktikan bahwa dirinya pantas bersanding dengan para sutradara kawakan tersebut.

[Gambas:Video CNN]



Álvarez menyuguhkan Alien: Romulus dengan resep yang berbeda dari rilisan lainnya. Ia memilih mengambil latar di antara dua film terbaik saga itu, yakni Alien (1979) dan Aliens (1986).

Cerita kemudian dipusatkan pada karakter-karakter baru. Sebuah langkah yang efektif untuk menghadirkan angin segar bagi cerita dan mengeksplorasi semesta Alien dari sudut pandang lain.

Keputusan ini bagi saya juga berhasil menarik pasar baru bagi saga Alien, terutama karena nyaris semua pemeran utama Alien: Romulus adalah aktor Gen Z.

(L-R): Cailee Spaeny as Rain Carradine and David Jonsson as Andy in 20th Century Studios' ALIEN: ROMULUS. Photo by Murray Close. © 2024 20th Century Studios. All Rights Reserved.Rain (Cailee Spaeny) dan Andy (David Jonsson) di film Alien: Romulus. (20th Century Studios/Murray Close)

Fede Álvarez juga piawai dalam meramu dosis cerita Alien: Romulus sehingga dapat dicerna berbagai kalangan. Ia menjangkau generasi baru dengan cerita yang benar-benar baru.

Alien: Romulus tetap dapat disaksikan orang awam karena ceritanya tidak begitu terikat dengan plot utama. Penjelasan tentang cara kerja semesta itu juga dijabarkan, meski ada beberapa istilah yang terlalu ilmiah hingga menjelimet.

Di sisi lain, Fede Álvarez mengakomodasi fan waralaba Alien dengan tetap setia pada akar cerita. Ia menampilkan berbagai easter egg hingga callback terhadap rilisan awal Alien.

Penghormatan terhadap cerita asli itu juga ditampilkan dengan cara yang tak kentara. Pendekatan itu berhasil menjaga penonton awam supaya tidak kebingungan, sementara para penggemar dapat bernostalgia sambil tersenyum.

Alien: Romulus juga dikemas dengan suguhan visual mengesankan. Rilisan ketujuh dari saga Alien itu kembali mengusung latar di stasiun luar angkasa, yang kini berada di stasiun bernama Renaissance.

Fede Álvarez tentu punya sumber daya yang jauh lebih melimpah dan modern dibanding saat Ridley Scott menggarap Alien 45 tahun lalu.

Namun, ia cukup paham dengan batas yang harus dipatuhi supaya nuansa retro futurism di film ini tetap kental. Ia pun membuat berbagai objek dan teknologi Alien: Romulus tak terlalu fancy, bahkan cenderung manut dengan model Alien (1979) maupun Aliens (1986).


Lanjut ke sebelah...

Review Film: Alien - Romulus

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER