Jho Low, donatur film The Wolf of Wall Street yang jadi buronan pusat skandal korupsi 1MDB bernilai miliaran dolar, dilaporkan telah ditemukan dan identitas barunya terungkap.
Berbagai rumor telah beredar tentang keberadaannya sejak saat itu, tetapi kini telah memberikan informasi bahwa Jho Low menggunakan identitas baru dan bersembunyi di China.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Project Brazen adalah studio podcast dan perusahaan produksi yang didirikan Bradley Hope dan Tom Wright, mantan reporter Wall Street Journal yang mengungkap banyak berita penting awal 1MDB dan ikut menulis Billion Dollar Whale tentang skandal tersebut.
"Low tinggal di sebuah rumah mewah di Green Hills, sebuah kawasan ultra mewah di Shanghai," kata mereka dalam siaran langsung bertajuk Finding Jho Low seperti diberitakan Variety pada Jumat (18/7).
Mereka juga menambahkan bahwa Low menggunakan "paspor Australia palsu" dengan nama Yunani Constantinos Achilles Veis, yang ia gunakan untuk "berkeliling China dan menyembunyikan identitasnya."
Terakhir, dalam siaran langsung tersebut, mereka mengklaim Low kini bekerja sebagai "ahli strategi di balik layar untuk pemerintah China," dengan tugas "membantu perusahaan-perusahaan China yang terkena sanksi mengatasi kesulitan di seluruh dunia."
Jho Low adalah dalang di balik penggelapan setidaknya US$4,5 miliar dari dana pembangunan 1MDB Malaysia, yang sebagian besar digunakan untuk membeli real estat mewah di seluruh AS, ditambah karya seni, jet pribadi, dan superyacht.
Namun, ia juga berhasil menggunakan dana tersebut untuk masuk ke lingkaran Hollywood, terutama menjadi dekat dengan Leonardo DiCaprio, aktor yang kemudian membintangi film hit The Wolf of Wall Street (2013).
Hingga pada 2016, Departemen Kehakiman menuduh semua itu telah dibiayai menggunakan uang hasil korupsi Malaysia. DiCaprio sempat mengucapkan terima kasih kepada Low dalam pidato penerimaan Golden Globe Awards-nya pada 2014.
Sejak 2015, ketika unsur-unsur korupsi pertama kali terungkap, Low diyakini telah melarikan diri, dan awalnya diyakini berlindung di Taiwan, yang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Malaysia maupun AS.
(chri)