Ozzy Osbourne pernah mengungkapkan pemakaman impiannya, beberapa tahun sebelum meninggal dunia pada Selasa (22/7). Kala itu Ozzy ingin pemakamannya tidak diselimuti kesedihan, melainkan menjadi sebuah perayaan.
Vokalis Black Sabbath itu juga menyebutkan pilihan musik yang bisa diputar agar pemakamannya tidak bernuansa pilu, seperti medley Justin Bieber, Susan Boyle, atau lagu Diddy Men.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejujurnya saya tidak peduli apa yang mereka putar di pemakamanku. Mereka bisa memutar medley Justin Bieber, Susan Boyle, atau We Are the Diddymen jika itu membuat mereka bahagia," ujar Ozzy Osbourne dalam wawancara The Times of London pada 2011.
"Namun, saya ingin memastikan bahwa ini merupakan sebuah perayaan, bukan pesta kesedihan," lanjutnya.
Selain itu, Prince of Darkness juga mengaku ingin pemakamannya diselipi lelucon alias prank. Ozzy Osbourne bahkan menyebut beberapa prank yang dapat dilakukan untuk mencairkan suasana selama pemakaman, seperti suara ketukan di dalam peti mati.
Ia juga melontarkan ide untuk memutar video dirinya sendiri bertanya kepada dokter terkait kematiannya. Ia berharap momen itu tidak digunakan untuk mengais kesedihan pada masa sulit.
"Saya juga mau ada beberapa lelucon. Mungkin suara ketukan di dalam peti mati, atau video saya minta dokter memastikan kematian ini. Tidak akan ada yang bersedih-sedihan," ungkapnya, seperti diberitakan New York Post pada Selasa (29/7).
Tak hanya itu, Ozzy Osbourne juga sempat membahas keinginan terakhirnya sebelum tutup usia. Dalam sesi wawancara Rolling Stone pada 2023, ia ingin cukup sehat untuk sekali lagi menghibur penggemar bersama Black Sabbath.
Ia saat itu mengaku sadar sudah tidak dapat tampil secara reguler lagi. Namun, Osbourne berharap ia masih bisa konser untuk terakhir kalinya sebelum meninggal dunia.
"Jika saya tidak bisa tampil secara rutin, saya hanya ingin cukup sehat untuk melakukan satu konser di mana saya bisa bilang, 'Halo semuanya, terima kasih banyak atas kehidupan ini,'" ujar Osbourne.
"Itulah yang sedang aku usahakan. Dan jika aku meninggal pada akhir konser itu, aku akan meninggal sebagai orang yang bahagia," sambungnya.
Keinginan terakhir itu pun tercapai saat Ozzy Osbourne menggelar konser terakhir Black Sabbath di Villa Park, Birmingham, Inggris, pada 5 Juli. Band legendaris itu tampil di depan 42 ribu penonton yang berkumpul untuk pertunjukan terakhir tersebut.
Ozzy Osbourne kemudian meninggal dunia dua pekan setelahnya. Ia meninggal dunia setelah didiagnosis menderita penyakit Parkinson yang diumumkan pada 2020.
"Dengan kesedihan yang tak terlukiskan, kami harus mengumumkan bahwa Ozzy Osbourne tercinta telah meninggal dunia pagi ini," bunyi pernyataan keluarga seperti diberitakan The Independent pada Selasa (22/7).
Lihat Juga : |
"[Waktu terakhir] Beliau bersama keluarga dan dikelilingi oleh cinta. Kami meminta semua orang untuk menghormati privasi keluarga kami saat ini."
Sebagai vokalis Black Sabbath, Ozzy Osbourne berada di garda terdepan kancah heavy metal. Penampilannya di panggung teatrikal, ia pernah menggigit kepala kelelawar.
Ia kemudian mendapatkan julukan sebagai Prince of Darkness atau Pangeran Kegelapan, dan menjadikannya sosok yang kontroversial.
(frl/end)