Luffy, pada usia 20-an, telah memenangkan segalanya. Impiannya sudah tercapai. Cita-cita terbesarnya, yang sudah diucapkan dengan lantang tapi belum diungkap ke pembaca, telah terwujud.
Tidak ada lagi yang tersisa di lautan untuk Luffy. Padahal, Luffy benci petualangan yang membosankan. Seperti halnya ketika ia marah pada Usopp yang bertanya pada Silvers Rayleigh: "Apa itu One Piece?"
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bandingkan dengan kisah-kisah legendaris di era Gol D. Roger. Rivalitas Roger dengan Rocks, Shirohige, hingga Monkey D. Garp bisa berjalan selama puluhan tahun. Mereka disebut legenda karena terus menguasai lautan dari dekade ke dekade.
Generasi berikutnya seperti Shanks, Crocodile, hingga Doflamingo juga sudah menancapkan nama selama 1-2 dekade. Perjuangan mereka masuk ke kelompok elite benar-benar tercermin dari perjalanan panjang yang mereka habiskan.
Di satu sisi, perjalanan singkat Luffy menaklukkan lautan memang menggambarkan kekuatan besar yang ia miliki. Namun di sisi lain, kisah petualangannya ternyata hanyalah seumur jagung.
![]() |
Beda cerita bila Oda sebelumnya menggambarkan perjalanan Luffy dan kawan-kawan sejauh ini sudah menghabiskan 10 tahun di alur waktu One Piece. Sehingga perjuangan Kelompok Topi Jerami terasa sudah panjang dan membentuk mereka sebagai pribadi yang lebih dewasa dan matang.
Namun Oda sudah memutuskan dan menggariskan bahwa perjalanan Kelompok Topi Jerami baru berjalan di kisaran satu tahun, dan menjadi tiga tahun karena ditambah dua tahun time skip saat mereka berlatih di tempat terpisah.
Bagi kru Topi Jerami lainnya, akhir One Piece bisa jadi akhir yang membahagiakan untuk mereka.
Nico Robin bisa mengetahui rahasia abad kekosongan yang sebenarnya setelah lebih dari 20 tahun berjuang dan lari dari kejaran.
Nami bisa berbahagia karena bisa menggambar peta dunia.
Usopp bisa jadi pahlawan pemberani di seluruh samudera.
Sanji bisa menemukan All Blue usai mengalami masa kecil yang kelam dan tak menyenangkan selama 15 tahun.
Chopper gembira bisa menemukan formula obat yang menyembuhkan penyakit apapun.
Franky bisa melihat kapal buatannya kuat berlayar hingga ujung samudera setelah ia bergulat dengan rasa bersalah selama belasan tahun.
Brook turut bersuka ria karena akhirnya mampu berjumpa Laboon setelah berpisah 50 tahun lamanya.
Jinbe juga mungkin bisa tersenyum karena ras manusia ikan akhirnya dianggap sejajar dengan manusia dan tidak lagi jadi komoditas perdagangan.
Namun bagi Luffy, ditemukannya One Piece dan akhir petualangan, sama saja sambutan selamat datang pada hari-hari yang menjemukan. Di usia muda, di 20 tahun, Luffy nantinya tidak lagi punya mimpi besar yang bisa dikejar.
Tentu asumsi ini belum menjadi asumsi yang pasti. Semua tergantung bagaimana Eiichiro Oda meramu akhir cerita One Piece nanti.
Tetapi bila semua berakhir happy ending seperti gambaran di atas, Luffy pastinya akan bersungut-sungut dalam dunianya karena merasa tidak akan ada lagi hal yang menarik untuk mereka lakukan di saat usianya masih sangat muda.
Di sebelah Luffy yang kecewa, pastinya juga ada Roronoa Zoro yang juga merasa gundah gulana karena sudah mendapat predikat pendekar pedang terhebat di dunia.
Karena, tak ada lagi apa-apa yang tersisa untuk mereka.
(end)