Chika Jessica mengungkapkan kondisi keponakan yang terkena pukul di Bandung. Kondisi itu diungkap setelah sang artis sempat menjelaskan kronologi keponakannya dipukul karena berada di tengah kerusuhan sepulang kerja.
Aktris dan pembawa acara itu mengungkapkan keponakannya mengalami cedera di lutut, tangan, dan pipi yang bengkak. Bagian kepalanya juga masih benjol karena dipukul hingga diseret di jalan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini bagian lutut yang cedera karena diseret ke tengah jalan, ada juga luka seret di tangan kanan, pipi kanan yang bengkak karena kena bogem, dan bagian kepala yang masih benjol," ungkap Chika Jessica via Instagram, Selasa (2/9).
"Dia muntah setelah berhasil selamat, tadinya sempat diajak lari ke Unisba, tapi dia memilih kembali ke toko tempat dia bekerja lalu pulang dengan nekat melewati kerumunan yang chaos," lanjutnya.
Chika juga sempat membagikan kondisi keponakan laki-lakinya itu saat tiba di rumah setelah dipukul. Keponakan disebut syok hingga menangis karena situasinya yang begitu mencekam.
Artis bernama lengkap Sisca Jessica Tiko itu pun mendesak semua pihak berwenang tidak memperkeruh suasana di masyarakat, terlebih karena banyak rakyat yang telah menjadi korban.
"Sampai rumah, laki-laki yang jarang nangis ini meluapkan traumanya dan nangis sampai bilang, 'Kirain tadi udah mau mati,'" ujar Chika.
"Halo Indonesiaku, mau 'peristiwa' apalagi yang ingin 'kalian' lihat?" lanjutnya.
Chika melanjutkan keresahan itu dalam video yang diunggah di Instagram Reels. Ia mengkritik pihak berwenang yang tidak peka terhadap kegelisahan rakyat, termasuk perekonomian menurun.
Situasi itu memantik amarah rakyat yang turun ke jalan untuk demo. Namun, orang-orang itu justru tidak menunjukkan diri dan hanya menerjunkan polisi untuk berhadapan langsung dengan rakyat.
"Gara-gara kalian yang tidak peka dengan perekonomian yang sedang tidak baik-baik saja, rakyat ngamuk," ujar Chika Jessica.
"Kalian mah enggak nongol, yang ditongolin polisi, diadu sama rakyat," lanjutnya.
CNNIndonesia.com telah meminta izin kepada Chika Jessica untuk mengutip unggahan tersebut.
Gelombang demonstrasi terjadi di berbagai wilayah Indonesia bermula dari protes kebijakan tunjangan bagi anggota DPR, ditambah dengan sikap dan pernyataan anggota dewan yang dianggap tidak peka terhadap situasi rakyat Indonesia yang terhimpit ekonomi.
Tewasnya Affan Kurniawan kemudian membuat berbagai kelompok sipil menuntut reformasi kepolisian, pembentukan tim investigasi kematian Affan, tidak ada kriminalisasi demonstran, transparansi anggaran untuk anggota dewan, pemeriksaan anggota dewan yang bermasalah, pemecatan kepada kader partai yang tidak etis, dialog publik bersama mahasiswa dan masyarakat sipil.
Selain itu ada juga tuntutan untuk pembebasan demonstran yang ditahan, penghentian tindakan represif oleh kepolisian dan penaatan SOP pengendalian massa, transparansi proses hukum terhadap pelanggaran HAM, hingga menuntut setop campur tangan militer dalam keamanan, dan upah layak untuk butuh serta pencegahan PHK massal.
Namun aksi ini dimanfaatkan sejumlah massa tak dikenal untuk memicu kerusuhan dan perusakan bangunan dan fasilitas publik di berbagai kota.
Presiden Prabowo pada 29 Agustus 2025 memberikan sejumlah pernyataan, mulai dari mengajak masyarakat menyampaikan aspirasi dengan cara damai, pelaku anarkisme dan penjarahan bisa ditindak tegas, meminta polisi dan tentara melindungi masyarakat, transparansi pelanggaran oleh polisi.
Kemudian ada penonaktifan anggota dewan yang membuat pernyataan keliru, pimpinan DPR mencabut tunjangan anggota dan moratorium kunjungan kerja ke luar negeri, pimpinan DPR akan mengundang tokoh masyarakat dan mahasiswa untuk berdialog, serta meminta masyarakat untuk tetap tenang dan menjaga persatuan.
Tak lama kemudian, sejumlah anggota dewan dinonaktifkan sebagai anggota DPR oleh partai setelah dianggap membuat masyarakat marah dengan pernyataan mereka, yakni Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari Partai NasDem, Uya Kuya dan Eko Patrio dari PAN, dan Adies Kadir dari Golkar.
(frl/chri)