Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung menjadi spin-off yang berani mengembangkan cerita ke arah sedikit berbeda dibandingkan film pertamanya, Kang Mak from Pee Mak.
Keberanian tersebut jelas tampak dari keputusan untuk memadukan kisah horor yang dimulai dari adaptasi film Thailand, Pee Mak, dengan sentuhan horor lokal, Nenek Gayung.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, Alim Sudio selaku penulis juga seperti membebaskan kelakar kepada Rigen Rakelna, Indra Jegel, Tora Sudiro dan Indro Warkop, para komedian yang dipersatukan kembali dalam film Kang Solah.
Saat menggarap Kang Mak, Alim dan para bintang mungkin dihadapkan pada pakem-pakem tertentu supaya tetap loyal pada film originalnya, Pee Mak.
Pakem itu jelas hilang dalam Kang Solah yang punya ide cerita orisinal. Guyonan-guyonan ditampilkan para bintang dengan lebih liar bahkan cenderung absurd dari awal hingga akhir film yang lebih menitikberatkan pada komedi ini.
Salah satu komedi yang menonjol adalah ketika para bintang mengaitkan cerita dalam Kang Solah dengan karakter mereka di proyek lain, seperti Miracle in Cell No. 7 dan sekuelnya, hingga LOL: Last One Laughing Indonesia.
Keberanian lainnya adalah dalam penggunaan CGI yang mendukung penampilan visual film ini, serta soundtrack dan scoring yang absurd demi menguatkan kelucuan Kang Solah.
Mengenai chemistry, hal itu tak perlu diragukan lagi. Keempat pemeran utama, ditambah Andre Taulany, jelas terlihat nyaman saling berbalas guyonan satu dengan yang lain.
Kehadiran Asri Welas dan Indy Barens memberikan sentuhan baru untuk semesta ini, terutama dalam memberikan unsur drama serta keluarga.
![]() |
Meski menghibur, Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung memiliki sedikit catatan. Bagi saya pribadi, ada bagian komedi yang terasa begitu 'asbun' dan hampir menyerempet batas sehingga dahi sedikit mengernyit saat mendengarnya.
Saking begitu banyaknya candaan dalam film ini, unsur horornya terasa begitu tipis dan hampir seperti topping saja.
Catatan lainnya adalah formula cerita yang pada dasarnya tak ada kebaruan. Kehadiran Nenek Gayung dalam film ini sebenarnya saya harapkan benar-benar membawa Kang Solah ke jalur yang berbeda dari Kang Mak.
Namun, unsur drama dan plot twist film ini ternyata dibawa ke jalur yang sama dengan film pertama.
Pada akhirnya, Kang Solah from Kang Mak x Nenek Gayung merupakan spin-off yang menghibur meski bagi saya pribadi belum bisa melampaui film pertamanya.
Namun, film ini sangat ramah untuk penonton baru yang belum pernah menyaksikan Kang Mak. Banyak kilas balik yang disajikan sehingga penonton bisa memahami guyonan-guyonan dari para pemeran.
Secara garis besar, cerita Kang Solah pun juga cukup aman dan mudah untuk dimengerti bagi penonton yang mungkin baru pertama kali menyaksikan penampilan kelompok komedian ini di layar lebar.
Melihat arah pengembangan cerita mulai dari Kang Mak dan kini Kang Solah, Falcon Pictures memberi kode keras hadirnya semesta baru film horor komedi di Indonesia.
Mengingat masih ada tiga orang yang belum kembali ke kampungnya, saya harap formula penceritaannya bisa berbeda dan tetap menghibur untuk film-film berikutnya apabila mereka benar-benar ingin dikembangkan menjadi universe.
(chri/chri)