Sebanyak 38 ribu pengunjung mendatangi pekan seni Art Jakarta 2025 yang berlangsung selama tiga hari pada 3-5 Oktober 2025, di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Besarnya jumlah pengunjung ini memperlihatkan sinyal daya tahan dunia seni rupa di tengah ketidakpastian politik dalam negeri dan perlambatan ekonomi.
Gelaran ke-15 ini menyajikan karya seniman dari 16 negara. Sebanyak 75 galeri dari Asia Tenggara dan luar Asia Tenggara berpartisipasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menyaksikan komunitas yang kuat, hidup, dan hangat, yang di sini dibangun bersama oleh para kolektor, institusi, dan kolega adalah hal yang mendorong kami terlibat secara mendalam dengan dunia seni rupa di Indonesia. Terima kasih atas pekan yang mengesankan di Jakarta," ujar Director Asia Esther Schipper Muchi Shaw dikutip dari keterangan resmi.
Meski pasar dunia mengalami perlambatan, pameran seni kontemporer ini tetap melaporkan penjualan positif, dengan arus kolektor baru yang meramaikan pasar.
"Edisi tahun ini mempertunjukkan karya-karya bagus, penjualan yang konkret, energi yang murni, dan eksekusi kelas dunia. Pandangan internasional mengarah ke sini, dan sajian kita tidak mengecewakan," ujar Winda Malika Siregar, salah satu kolektor.
Karya-karya Eddie Hara di Julius Baer VIP Lounge menjadi salah satu sorotan utama, menampilkan "CALL 911. DESTROY BAD ART" yang kritis sekaligus jenaka, dengan program interaktif yang diminati 600-an pengunjung VIP selama tiga hari.
Pameran tunggal yang langka ini menjadi ajang interaksi langsung antara publik seni rupa Asia Tenggara dan Eddie Hara, yang telah lama tinggal di Swiss.
Treasury, sorotan lainnya di Art Jakarta, menarik perhatian publik melalui presentasi karya Azizi Al Majid dan Nuri Fatimah berjudul "Reserve of Care", sebagai pengingat akan peninggalan bagi generasi mendatang, yang mengena bagi keluarga-keluarga di antara pengunjung.
Selanjutnya, Booth Bibit menampilkan karya Agus Suwage "Potret Diri dan Panggung Sandiwara" dan menciptakan semarak melalui program interaktif bertajuk "Portrait of Possibilities".
Pengunjung juga diundang untuk mengambil inspirasi dari 60 potret Agus Suwage demi menggambar proyeksi masa depan mereka sendiri, yang hasilnya dipajang bersama karya sang seniman.
Sementara itu, BCA menghadirkan "Petualangan Si Jabrik di Dunia myBCA" dalam kolaborasi dengan seniman Muklay.
Tahun ini, Korea Focus dan MTN Seni Budaya di AJX juga mencuri perhatian pengunjung.
Dihadirkan oleh Korean Ministry of Culture, Sport, and Tourism dan Korea Arts Management Service, Korea Focus terdiri atas 12 galeri muda yang memperkenalkan generasi baru seniman Korea yang menjanjikan-menjadi ajang pertukaran langsung antara ekosistem seni yang dinamis baik di Indonesia maupun Korea.
Sementara, MTN Seni Budaya, dengan tema "Arus Baru", memperkenalkan kepada publik seni Asia enam seniman Indonesia dengan rekam jejak yang menonjol, yaitu Dzikra Afifah, Iwan Yusuf, Mariam Sofrina, Natasha Tontey, Syaiful Garibaldi, dan Uji Handoko.
Dihadirkan oleh Kementerian Kebudayaan RI, MTN Seni Budaya menghubungkan langsung para seniman ini dengan pemangku kepentingan seni rupa yang lebih luas, termasuk dari Korea Selatan dan Hong Kong.
Lebih lanjut, Art Jakarta Papers, dengan booth merah terang, juga mendapat perhatian pengunjung.
Booth ini disajikan sebagai sneak peek untuk pekan seni rupa karya berbasis kertas, Art Jakarta Papers, yang edisi perdananya akan diselenggarakan pada 6-8 Februari 2026.
(sfr)