Mama, Kita Tidak Perlu Jadi Sempurna untuk Bahagia

Agnes Aninditya Kumala Aprilia | CNN Indonesia
Kamis, 10 Des 2015 12:17 WIB
Luka itu memang akan selalu ada, tapi luka itu membuat kita sekuat sekarang.
Ilustrasi (Ridofranz/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mama, hampir 32 tahun umur anakmu sekarang. Dan hampir 32 tahun juga Mama menjadi ibuku. Perjalanan panjang yang berliku dan tidak mulus ya Ma.

Banyak orang menilai muka kita mirip dan katanya kalau muka mirip maka jarang "cocoknya". 
Mungkin itu benar ya ma karena tiap hari yang kita lalui bersama selalu diwarnai dengan pertengkaran mulai dari masalah kecil dan masalah besar. Tapi yang selalu membuat aku bersyukur adalah sebesar apapun keributan kita, hubungan kita tidak mungkin putus karena kita Ibu dan Anak.

Mama, betapa seringnya aku melihatmu menangis dan menderita terutama saat papa yang harusnya menjadi kepala keluarga memilih meninggalkan kita. Saat itu aku hanyalah anak kecil berusia 10 tahun yang tidak mampu berkata kata.

Mama, kamu punya cara istimewa untuk mengatasi kesedihan dan juga membesarkan kami anak anakmu. 
Cara istimewamu itu kadang tidak wajar dan berbeda dengan ibu-ibu lainnya. Kamu tidak menggunakan kata kata lembut ataupun pelukan melainkan sindiran yang pada akhirnya memotivasi diriku menjadi Agnes yang sekarang.

Mama menyembunyikan kesedihan dengan kemarahan dan sepenuhnya aku mengerti tapi hal terbaik yang Mama lakukan adalah Mama tidak pernah pergi meninggalkan anak-anaknya.

Hampir 22 tahun Mama menjadi orang tua tunggal dan sekarang izinkanlah aku sebagai anak menuliskan ini untuk mama.

Mama, kita tidak perlu punya keluarga lengkap utk bahagia.

Mama, kita tidak perlu jadi kaya untuk bahagia.
Mama, kita tidak perlu punya liburan keluarga rutin untuk bahagia.
Mama, kita tidak perlu jadi sempurna untuk bahagia.

(std/std)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER