Kisah Cinta Indonesia di Balik Kode +62 di Topi JFlow

Bahariyani Mareza | CNN Indonesia
Selasa, 26 Jan 2016 13:47 WIB
Berhasil mendaur ulang lagu Slank dengan judul “Ku Tak Bisa”, JFlow mengisahkan tentang proses pembuatan video klip single terbarunya.
JFlow (Kedua dari kiri), saat peluncuran program SabangMerauke, di Jakarta, Sabtu (23/1). (CNN Student/Bahariyani Mareza)
Jakarta, CNN Indonesia -- Berhasil mendaur ulang lagu Slank dengan judul “Ku Tak Bisa”, JFlow mengisahkan tentang proses pembuatan video klip single terbarunya “Slank Me”.

“Proses pembuatannya saya melibatkan 40 cameo, yang ide ceritanya tentang toleransi. Contoh ada sosok muslimah yang diperankan Zee Zee Sahab sedang ingin menyebrang dan ditolong oleh pria berambut gondrong yaitu penyanyi Ello, yang notabenya sangat Katolik, face Ambon, Gondrong pula, bahkan wajahnya mirip Yesus, tapi membantu perempuan muslim untuk menyeberang, dan di seberang jalan mereka berpisah, secara tersirat adegan tersebut ingin memberi tahu bahwa mereka jauh berbeda dari segala hal dan kepentingan tapi untuk toleransi dan saling membantu itu sangat kental di Indonesia,” ujar JFlow mengisahkan, di Jakarta, Sabtu (23/1).

Lebih dari itu semua adegan dalam video klip ini kental akan pesan tersirat soal arti toleransi. JFlow mengisahkan pemilihannya terhadap lagu Slank karena Slank merupakan band legendaris asli Indonesia yang telah berkarir selama 30 tahun dan itu sama kelasnya dengan band dunia seperti Rollings Stones, The Bee Gees, The Beatles, dan kita punya versi asli Indonesianya yaitu Slank.

“Slank enggak melulu identik dengan kelompok masyarakat bawah, banyak orang–orang kelas atas bahkan di Amerika pun ada Slankers, Kenapa kita harus fanatik sama band legendaris dunia, kalau kita punya versi asli Indonesia yang kelasnya sama bagus,” kata JFlow.
JFlow merupakan penyanyi Rap yang tidak pernah meninggalkan atribut keindonesiaanya. Saat pertama kali berkesempatan bermusik di Inggris pada tahun 2013, ia mengakui membuat banyak single dengan bahasa Inggris, dengan maksud agar bisa mengetuk pendengar di sana.

Banyak orang yang menontonnya di portal Youtube mengira ia seorang warga negara Singapura atau pun Malaysia. Pada 2014, JFlow mulai mengkolaborasikan Bahasa Inggris dan Indonesia untuk menunjukan jati dirinya sebagai rapper asal Indonesia.

Ia sempat berpikir menggunakan jersey tim nasional sepakbola untuk menunjukkan keindonesiaannya. Namun dirasa kurang etis untuk menarik simpati masyarakat Inggris yang notabenya lebih fanatik dengan klub sepak bola Inggris.

Pada 2015, JFlow mulai berani menunjukkan keindonesiaanya dengan mengeluarkan lagu berjudul bahasa Indonesia, dan memunculkan kode negara Indonesia +62 yang dibordir besar di topinya.

Ini merupakan cara cerdas JFlow untuk menunjukkan jati diri warga Indonesianya. Dalam waktu dekat ia berencana mematenkan kode +62 sebagai brand dirinya. “Jadi kalau ada yang tanya apa makna di balik +62, tinggal cari di Google saja nanti akan muncul kalau itu kode negara kelahiran saya,” kata JFlow, yang bangga dengan kewarganegaraannya.

Saat tampil di beberapa kota di Eropa, JFlow sangat percaya diri dengan penggunaan bahasa Indonesianya. “Lagu saya kan judulnya “Kekinian” dan itu didengarkan di Frankfruth, tapi mereka belum paham arti kekinian, karena itu bahasa Indonesia yang mereka tidak mengerti artinya, untuk pelafalan pun menjadi lucu bagi mereka, kira kira ‘Chekhcinaien’ begitu lidah mereka menyebutnya,” kata JFlow, tertawa. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER