Jakarta, CNN Indonesia -- Memiliki buah hati dengan kondisi normal menjadi dambaan setiap orang tua, tapi tidak sedikit pula yang memiliki anak dengan kondisi tidak sempurna. Hal itu jangan dijadikan hambatan dalam mendidik anak, lho.
Salah satu kasus yang sering ditemui adalah autisme. Nah, kata ini sering menjadi sebutan ketika seseorang sedang asyik sendiri. Padahal ada hal yang harus dipahami, bahwa autisme merupakan salah satu gangguan saraf manusia karena adanya hereditas secara umum.
Gangguan itu sering berdampak pada komunikasi, interaksi, gangguan panca indera dan emosi pada anak.
Bagi para ibu yang sedang mengandung, ada beberapa gejala yang bisa dideteksi sejak si kecil masih bayi.
Berikut beberapa gejalanya:
Perhatikan ekspresi wajahIbu bisa memperhatikan ekspresi bayi di usia 6 bulan. Pada umumnya bayi di usia itu akan menunjukan ekspresinya baik tersenyum ataupun tertawa. Bila ekspresi itu belum terlihat, bisa jadi anak memiliki gejala autis.
Kemudian diusia 12 bulan bayi autis akan bergerak pasif, jarang mengoceh atau menggerakan tubuh saat mengenali seseorang yang dia kenal.
"Mereka tidak tertarik pada orang, tetapi lebih ke benda-benda," kata Fred Volkmar, M. D., director of the child Study center di Yale University.
Mengulang perilakuAnak-anak autis cenderung mengulang perilakunya, seperti mengunakan pola atau warna baju yang sama. Ketika terjadi perubahan, anak autis akan merasa gelisah dan merasa ada yang salah.
SensitifGejala lainnya adalah, anak autis lebih sensitif terhadap sesuatu hal yang menjadi fokusnya. Kondisi ini dialami bagi penderita autis yang cukup parah, terkadang anak merasa terganggu dengan benda tertentu, warna atau aroma tertentu yang menurut mereka membuat mereka sakit dan tidak mereka sukai.
Kemunduran kemampuan motorikRebecca Landa, Ph. D., director of the Center for Autism and Related Disorders di Kennedy Krieger Institute di Baltimore menambahkan bahwa kebanyakan bayi usia 6 bulan yang sehat dapat duduk dan bersandar dengan baik. Sementara 9 dari 10 bayi autis akan merasa terkulai dan tidak mampu menopang kepalanya.
Beberapa gejala tersebut merupakan salah satu indikasi dan perlu pemeriksaan dokter untuk mengetahui anak terjangkit autis atau tidak. Beberapa tanda tersebut mengingatkan agar orang tua dapat lebih jeli memantau perkembangan anak agar anak mendapatkan perhatian dan kebutuhan yang sesuai.
(ris )