Jakarta, CNN Indonesia -- Persaingan yang ketat menjadi kekhawatiran tersendiri bagi orang tua terhadap masa depan anak. Tanpa disadari, hal itu merupakan sesuatu yang mudah ditemui anak dari lingkungan keluarga. Seperti persaingan antara kakak dan adik dalam mendapatkan perhatian orang tua.
Hal itu dapat memicu terjadinya stres pada anak. Ditambah dengan era globalisasi yang mempengaruhi psikologis anak.
"Sebelum pendidikan berperan membekali persaingan anak, peranan pendidikan orang tua adalah faktor sukses utama untuk melewati persaingan global," kata Elly saat ditemui dalam Seminar Parenting dengan Orang Tua Ssiwa Labschool Cibubur.
Elly Risman juga menambahkan, stress pada anak disebabkan karena orang tua tidak mengenal dirinya sendiri. Hampir kebanyakan orang tua tidak dapat merumuskan tujuan awal mengapa memiliki anak. Bila tidak mengenal dirinya sendiri, bagaimana orang tua dapat mengenal apa bakat anak.
"Ketidak tahuan tersebut yang membuat anak kebingungan dalam menghadapi persaingan dan menjadikanya stress," kate Elly.
Persaingan bukanlah suatu hal negatif, karena itu merupakan cara belajar anak untuk meningkatkan levelnya dan mencapai sesuatu. Anak dapat memiliki pandangan yang positif untuk menyikapi persaingan bila pola asuh orang tua benar.
Persaingan dapat membuat anak dan orang tua bekerja sama untuk merencanakan dan memberikan bimbingan yang tepat untuk meningkatkan diri.
Untuk meningkatkan diri akan jauh lebih baik bersainglah terhadap diri sendiri terlebih dahulu sebelum bersaingan dengan orang lain. Bersaing dengan diri sendiri merupakan cara yang terbaik untuk mengendalikan dan memperbaiki diri sendiri.
(rkh/rkh)