Jakarta, CNN Indonesia -- Stres adalah keadaan ketegangan mental atau emosional yang disebabkan oleh keadaan buruk atau mendesak. Ketika kita mengerjakan soal Ujian Nasional ataupun terjebak macet, kita mungkin bakal mengalami stres.
Stres sebenarnya bermula dari otak.
Hypothalamus, pusat kontrol hormon, mengeluarkan hormon yang disebut
corticotropin. Hormon ini mendorong kelenjar
pituitary, kelenjar seukuran kacang kedelai yang berada pada dasar otak untuk mengeluarkan hormon
adrenocorticotropic, yang kemudian menstimulasi kelenjar
adrenal untuk menghasilkan
cortisol, hormon utama stres.
Bahan kimia alami ini merupakan bantuan yang baik ketika kamu perlu
fight or flight alias melawan atau kabur. Namun ketika kamu stres bukan karena sesuatu yang memerlukan tindakan, hormon stres ini akan berkumpul di badan dan mempengaruhi kesehatan badan secara keseluruhan.
Hormon stres menaikkan peradangan dalam tubuh dan menekan sistem imun, sehingga tubuh lebih rentan terhadap bakteri yang menimbulkan jerawat dan memproduksi lebih banyak minyak di kulit. Kombinasi inilah yang menyebabkan timbulnya jerawat.
Cortisol adalah hormon utama stres yang terlibat dalam pembuatan sel-sel kulit, memproduksi
lipid berminyak dari kelenjar khusus yang disebut kelenjar
sebaceous. Namun, ketika lipid berminyak yang disebut dengan
sebum ini jumlahnya terlalu banyak, mereka bisa menutup pori-pori dan menjebak bakteri penyebab jerawat di dalamnya.
Ditambah dengan peradangan
neuropeptida yang dilepaskan oleh sistem saraf ketika kamu stres, maka jerawat semakin menjadi.
Hal-hal yang menyebabkan stres memang tidak bisa dihindari, tetapi kamu bisa mengubah responsmu ketika sesuatu yang buruk terjadi. Tetap berpikir jernih dan jangan panik, sehingga tidak ada stres yang bisa memicu tumbuhnya jerawat.
(ded/ded)