Cerita Pendek Gigi Susu

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Senin, 17 Okt 2016 14:03 WIB
Apa boleh buat, kali ini Ibu Guru Rin menjalankan salah satu tugasnya sebagai guru, harus mencari tahu mengapa Sun tak bersuara sejak masuk sekolah tadi pagi.
Ilustrasi (Foto: Peter Macdiarmid/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sun tak banyak gembira seperti biasanya. Biasanya ini waktunya ia berlari kian kemari di kelas menjadi riuh semarak suara-suara gembira bersama teman-temannya.

Biasanya ini waktunya Sun banyak bertanya sambil ia berpindah kian kemari bersama teman lainnya bertukar tempat duduk. Keriangan di kelas pertanda semangat kreativitas pada aktivitas seusia mereka.

Kelas seperti ramai oleh kertas warna-warni berterbangan kian kemari menjadi burung-burung kertas gembira seperti hati mereka lepas polos dan jujur. Ibu Guru Rin kian kemari berbagi pelajaran sambil bermain bersama Ananda didiknya.

Biasanya ini waktunya Sun naik kursi di belakang mejanya, bernyanyi sambil bergaya. Kali ini Sun tampak baik-baik saja tapi tak juga bersuara. Teman-temannya bermain keluar kelas Sun tetap di kelasnya, duduk manis, tanpa suara. Masker menutup mulut dikenakannya sejak ia masuk ruang kelas tadi pagi.

Ibu Guru Rin, melihat Sun tetap di tempatnya, meski dari bola matanya sekilas terlihat Sun ingin ikut berlari keluar menyusul teman-temannya. "Aku hubungi Ibunda Sun dulu deh," suara di benak Ibu Guru Rin.

Perbincangan berlangsung baik-baik saja, keramahan riang dengan Ibunda Sun lewat telepon seluler pribadi Ibu Guru Rin. Info kesimpulannya, Sun sehat dan baik-baik saja. Seperti biasa tadi pagi Sun sarapan rotinya pun habis, ia gemar roti dengan selai buah anggur dan sedikit selai kacang almon, sedikit coklat. Itu sebabnya pula Sun rajin menggosok gigi sesuai aturan kesehatan gigi.

“Jadi apa masalah Sun ya.” Di benak Ibu Guru Rin semakin penasaran nih. Menurut Ibunda Sun bahkan semalam Sun masih menyelesaikan karangan cerita untuk di baca di depan kelas besok. Hebat, Sun telah menyelesaikan cerita untuk lomba ultah sekolah besok di depan kelas. "What happen to you my dearest Sun?"

Sun membuat Ibu Guru Rin semakin penasaran. “Mengapa dan ada apa ya?” Lagi pertanyaan di benak Ibu Guru Rin tambah penasaran. Tapi Sun tidak tampak lesu, tetap kelihatan semangat, tak menunjukkan kelainan fisik apapun, menyelesaikan tugasnya dengan baik. Hari ini Sun sungguh menjadi Ananda amat manis.

“Baiklah kalau begitu, aku mendekat sekarang. Waktunya sudah tepat untuk bertanya padamu Ananda Sun” Suara di benak Ibu Guru Rin.

Ibu Guru Rin mendekati Sun… Dengan sebuah buku cerita di tangannya. “Halo Anandaku, kamu nggak ikut bermain keluar kelas? Ini waktu istirahat loh sayangku.” Sun hanya menggelengkan kepalanya tanpa suara.

Tapi bola mata itu tetap terang bersemangat. “Ini ada buku cerita baru untukmu.” Sun menerima buku itu dan segera membacanya seperti biasa. Tanpa suara hanya menengok sejenak pada Bu Guru Rin. Semacam ucapan terima kasih dari bola mata Sun.

Sun membuka beberapa halaman buku itu, kembali lagi ke halaman depan meneruskan membaca. Ibu Guru Rin, menunggu beberapa menit, Sun tak bereaksi tetap pandangannya membaca buku cerita itu.

Setelah cukup menit menunggu Ibu Guru Rin membelai lembut punggung Sun. “Selamat membaca Anandaku.” Sun menatap sejenak, menganggukkan lagi kepalanya, tampak senyumnya sedikit dari balik masker dan bola matanya lagi, seakan mengucapkan terima kasih.

Ibu Guru Rin kembali ke meja guru, menunda bekal makan siangnya, tadinya ia akan makan di ruang guru. Bekal itu di masukkan lagi ke dalam tasnya.

Ibu Guru Rin memperhatikan Sun sekilas cepat berulang-ulang. Ibu Guru Rin telah menghitung waktu dalam menit amat tepat untuk bertanya pada Sun, mengapa ia memakai masker, namun Ibu Guru Rin memutuskan menunda pertanyaannya itu, melihat Sun langsung membaca buku cerita darinya.

Bel sekolah berbunyi, tanda waktu istirahat sekolah telah usai. Tak berapa lama terlihat Sun berlari keluar bergabung dengan teman-temannya di barisan untuk masuk kelas dengan tertib.

Suasana kelas berlangsung seperti biasa setiap hari Rabu ini memang tak ada pelajaran tanya jawab dan membaca, lebih pada pelajaran visual untuk melatih anak menggali potensi menulis indah dan menggambar.

Setelah semua keluar kelas untuk pulang, Sun tak beranjak dari tempatnya. Apa boleh buat, kali ini Ibu Guru Rin menjalankan salah satu tugasnya sebagai guru, harus mencari tahu mengapa Sun tak bersuara sejak masuk sekolah tadi pagi, tapi tetap menjalankan aktivitas belajarnya dengan baik, benar dan tetap bersemangat.

Setelah Ibu Guru Rin duduk di samping Sun. Membelai kepala Sun sejenak. “Boleh Ibu Guru Rin bertanya sayang?” Sun hanya mengangguk mengiyakan. “Sun sedang flu?” Sun menggeleng pertanda tidak.

Nah Ibu Guru Rin bertambah penasarannya, Ibu Guru Rin mulai agak dag dig dug sedikit, berusaha menghela nafas menenangkan diri. Ibu Guru Rin dengan amat sabar mencoba mencari tahu lebih jauh. “Sayang… Ibu Guru Rin ada di sini loh. Jika Sun ingin bercerita apa saja…”

Secara tiba-tiba Sun membuka maskernya… Lalu dia tertawa kecil…”Sun sedih Bu Guru. Gigi Sun tanggal satu waktu menggosok gigi tadi pagi Bu Guru…” Amin ya Tuhanku Maha Besar Engkau, dalam hati Ibu Guru Rin.

Dengan nafas melega Ibu Guru Rin memeluk Sun sejenak, lalu melepaskannya perlahan. Suara Ibu Guru Rin lembut “Oh Gitu ya sayangku. Sudah bilang Ibunda Sun?” Sun mengangguk meng-iyakan. “…Sudah? Amin.” Suara Ibu Guru Rin. Girang dan lega banget deh.

“Iya Bu Guru. Tadi Bunda bilang tak apa-apa, semua gigi susu akan lepas pada waktunya…” Suara Sun mencoba meyakinkan dirinya. Ibu Guru Rin segera membenarkan hal itu “Apa yang dikatakan Ibunda Sun. Benar sayang…” Suara Ibu Guru Rin amat lega, meski masih tersisa dag dig dugnya.

Suara Sun lagi “Iya Ibu Guru, tapi saya malu gigi depannya ompong…” Sun cepat menutup mulut dengan tangan mungilnya, sambil bersuara cerah seperti sedia kala. Ibu Guru Rin girang, keduanya saling tertawa berpelukan.

Jakarta Indonesia, October 14, 2016. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER