Jakarta, CNN Indonesia -- Sosoknya mungil, tapi semangatnya tak kecil. Mega Watty, dari Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia sedang membangun langkahnya menemukan obat kanker paru terbaru.
Ketika duduk di sekolah menengah, semangat Mega untuk belajar sempat terbentur kondisi keuangan keluarga yang tak mendukung. Alih-alih menyerah, Mega memilih untuk kuliah sampai bekerja.
“Karena itu kalian yang sedang kuliah, jangan mikir kuliah capek, saya enggak berani mengeluh karena saya tahu susahnya kuliah,” kata dia dalam acara sosialisasi kegiatan L’oreal-KNIU Science Project 2017 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, akhir pekan lalu.
Mega adalah penerima beasiswa L’Oreal Sorority in Science 2016. Berkat beasiswa ini Mega bisa meneliti senyawa dari bahan laut Indonesia untuk menyembuhkan kanker paru. Penelitiannya bakal diterbitkan jurnal internasional pada tahun ini.
Bahan laut yang ditelitinya adalah fungi dari filum
Ascomycota yang banyak ditemukan di kawasan Kalimantan. Dia membuat pangkalan data dan penapisan secara
in silico (menggunakan software komputer) untuk mendapatkan senyawa aktif yang berfungsi sebagai inhibitor EGFR-TK dan VEGFR2. Keduanya berperan sebagai agen antiproliferatif dan antiangiogenesis.
“Ini namanya
drug discovery and development,” kata Mega pada CNN Student. “Saya bikin database dulu dari 268 fungi ternyata setelah discreening, saya gambar struktur kimianya, saya coba gabungkan dengan proteinnya, ternyata cuma ada 3 yang berpotensi.”
Dari ketiganya kemudian akan diseleksi di laboratorium untuk memperkecil kemungkinan jadi satu saja. Menurut dia, dengan proses komputer semacam itu, prose penelitian akan dipersingkat.
Meski memang, setelah proses drug discovery semacam itu, baru akan berujung jadi obat kanker paru pada 10-15 tahun yang akan datang.
(ded/ded)