Mencetak Karakter-Karakter Pemimpin

CNN Indonesia
Senin, 04 Sep 2017 10:07 WIB
Mengeksplorasi karakter pemimpin terbaik melalui training kepemimpinan dan mendaki gunung.
Ilustrasi (Foto: Unsplash/Danka Peter)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bonus demografi yang akan dialami Indonesia pada 2035 akan mendatang dampak positif. Usia-usia produktif akan mendominasi, dan haĺ ini menandakan bahwa Indonesia akan memasuki masa gemilang.

Tentu saja, usaha untuk mewujudkan hal tersebut dimulai dari saat ini. Usaha menuju Indonesia cerah telah diwujudkan oleh Beasiswa Aktivis Nusantara dengan memberikan pembinaan kepemimpinan salah satunya Strategic Leadership Training yang diadakan pada 25-27 Agustus 2017 di Bogor.

Strategic Leadership Training dihadiri oleh pembicara dari Dompet Dhuafa, Selasar, Insitut Harkat Negeri dan 64 penerima manfaat Beasiswa Aktivis Nusantara di seluruh Indonesia termasuk Penerima Manfaat (PM) Beasiswa Aktivis Nusantara wilayah.

Selama tiga hari, peserta training mendapatkan kesempatan untuk eksplorasi karakter seorang pemimpin melalui diskusi dengan Said Didu dan Edie Sudewo dari Institut Harkat Negerhp, Miftah Sabri CEO Selasar.com dan melalui permainan team building.

Said Didu dalam sesinya menjelaskan bahwa pemimpin membutuhkan value, kompetensi dan karakter. Strategic Ĺeadership Training melatih pemuda untuk memiliki pemikiran yang strategis, realistis dalam menyusun program, dan bekerja berbasis kompetensi dan integritas.

Karakter perlu ditanamkan di setiap individu karena dengan memiliki karakter seorang pemimpin akan memihak pada kebenaran. Edie menekankan bahwa hal yang pertama kali harus dimiliki adalah kejujuran. Penting untuk para perempuan sebagai seorang ibu menerapkan prinsip "Jujur ya, Nak" agar pemupukan karakter dasar tersebut membuahkan hasil.

Malamnya di hari kedua training, para PM Bakti Nusa Surabaya dan yang lain melakukan pendakian ke Gunung Munara yang terletak di kampung Sawah, kecamatan Rumpin, kabupaten Bogor. Para peserta tidak menyerah begitu saja meski pendakian harus dilakukan pada malam hari melalui jalan berbatu yang curam.

"Sebenarnya ini adalah kali pertama saya mendaki, tapi pengalaman ini seperti perjuangan dengan reward yang memuaskan. Rewardnya adalah ketika saya bisa menginjakkan kaki di puncak setelah melawan kelemahan diri. Intinya, menjadi pemimpin itu harus belajar hal-hal yang baru, analoginya seperti pengalaman saya ini," ujar Imamatul Khair, PM Bakti Nusa Surabaya.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER