Pak Guru Christop, Jatuh Cinta pada Pendidikan Jepang

CNN Indonesia
Jumat, 15 Sep 2017 12:48 WIB
Tak sengaja kuliah pendidikan bahasa Jepang, pak guru Christop menggali nilai-nilai bagus pada pendidikan Jepang untuk dibagi di antara murid-muridnya.
Pak Guru Christop Simangunsong. (UGC CNN Student/Elfride Isai)
Jambi, CNN Indonesia -- Christop Simangunsong harus mengubur cita-cita masa kecilnya menjadi dokter. Saringan masuk perguruan tinggi akhirnya membawanya ke jurusan bahasa Jepang di IKIP Bandung yang kini berganti nama menjadi UPI Bandung. Tapi siapa mengira, di situlah dia menggapai prestasi.

“Harus yakin kalau semua rencanaNya benar-benar baik,” kata Christop, yang kini menjadi guru di Jambi.

Ilmu keguruan tampaknya seperti jalan terakhir. Jurusan bahasa Jepang juga diambilnya tak sengaja. Christop tak punya pengetahuan mengenai Jepang. Meski begitu, dia memantapkan hati untuk meneruskan pilihan tersebut.

“Saya tak mengenal Jepang sebelumnya. Ketika kuliah saya benar-benar buta tentang Jepang,” ungkap Christop. Tapi dia menjalani perkuliahannya dengan yakin dan belajar dengan sungguh-sungguh. Dirinya kini bisa menikmati buah positif dari itu semua.

Christop menyelesaikan pendidikan S1-nya pada 2007 dengan nilai akademik yang memuaskan. Ia juga pernah memenangkan lomba karya tulis di kampus. Dia pun aktif di unit kegiatan mahasiswa kerohanian Kristen. Pada 2005 dia juga sudah mulai mengajar di beberapa sekolah, meski masih kuliah.

Selepas menyandang gelar sarjana, Christop langsung dipercaya sebagai guru di SMA Advent Cimindi, Bandung. Langkah awal Christop melebarkan sayap secara nyata di dunia pendidikan. Setelah ia mengajar di Advent, ia pun pindah ke Jambi dan ditempatkan di SMA Negeri 3 Kota Jambi.

Terus Berkarya
Melihat Jepang begitu diminati oleh siswa di Kota Jambi, Christop memutuskan membentuk persekutuan guru-guru bahasa Jepang seprovinsi Jambi pada 2014. “Saya merasa perlu menyatukan para guru agar kami punya tujuan dan motivasi yang kuat untuk menyebarkan ilmu pada siswa kami,” ungkap Christop.

Kecintaan Christop pada pengajaran mengenai Jepang sudah menghantarkan dia ke Negeri Sakura Jepang dalam dua tahun berturut-turut. “Saya bersyukur bisa dipercaya mengikuti pelatihan guru bahasa Jepang di Urawa Jepang pada 2014 dan 2015. Sebelumnya saya juga mengikuti pelatihan di tingkat nasional,” ungkapnya.

Banyak pengalaman dan pelajaran yang diperolehnya dari bahasa Jepang. Itu membuat Christop merasa memiliki tanggung jawab besar untuk membagikan pengalaman dan pelajar bagi siswanya. “Sekarang saya tidak hanya mengajar di SMA Negeri 3 Kota Jambi, saya juga mengajar di SMA Nomensen,” kata Christop.

Sebagai seorang guru yang dipercaya mengajar di dua sekolah, ia berupaya untuk bisa membagi waktunya. Di SMA Negeri 3 dia mengajar selama 17 jam sepekan. Di Nomensen dia mengajar sebanyak 8 jam seminggu. Dia menyukai pekerjaan itu.

Bagi Christop mengajar adalah kegiatan mengabdi, di mana ketika mengajar dia merasakan menjadi bagian dari muridnya. “Orang yang saya ajarkan adalah bagian dari diri saya. Hal itulah yang membuat saya berupaya memberikan yang terbaik bagi mereka,” ucap Christop.

Christop berencana melanjutkan studi S2 di Jepang. Ia juga berharap dapat menyelesaikan buku yang sedang ditulisnnya. “Saya sedang memulis buku untuk masyarakat umum, khususnya tingkat pemula yang ingin belajar bahasa Jepang,” tutur Christop.

Membandingkan pendidikan di Indonesia dan Jepang, Christop merasa miris. Kebersamaan di antara siswa kini agak tergerus. Daya saing siswa juga menurun. Dia menilai, pihak sekolah harus punya pendekatan dan komunikasi yang baik dengan orangtua, supaya murid-murid memiliki mental ingin menjadi seseorang yang jauh lebih baik ketimbang guru dan orangtuanya.

Di Jepang, kata Christop, siswa ditanamkan nilai-nilai bertanggung jawab. Pelajar di Jepang akan mengerjakan tugas dengan bersemangat. Bahkan mereka aktif melakukan penelitian-penelitian mandiri. Itu adalah contoh baik yang ingin diterapkannya di Jambi.

“Saya ingin menerapkan itu supaya anak-anak di sini terutama siswa saya agar terbiasa untuk melakukan tugas secara mandiri,” kata Christop.

Pelajaran berharga di Jepang memperkuat pendirian Christop bahwa pendidikan itu penting. “Melalui pendidikan bisa mengubah keadaan suatu kaum atau bangsa dan daerah,” ungkapnya. Ia menambahkan, tanpa pendidikan, perkembangan akan lambat.

Christop mengungkapkan kebahagian menjadi seorang guru adalah ketika melihat siswa mengambil jurusan bahasa Jepang atau bahkan memilih melanjutkan studi ke Jepang. Tapi di balik itupun, ia menjadi bahagia ketika murid saya bisa menjadi seorang guru atau menjadi panutan bagi orang lain.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER