Masjid Patimburak dan Toleransi Ala Satu Tungku Tiga Batu

CNN Indonesia
Selasa, 17 Okt 2017 13:29 WIB
Di Fakfak, Papua Barat, ada masjid yang menggambarkan semangat toleransi dan kekayaan budaya masyarakat Papua.
Pengajar muda dan murid-muridnya di SD Inpres Offie, Distrik Teluk Patipi, Fakfak, Papua Barat. Fakfak ini menyimpan budaya toleransi yang tinggi (UGC CNN Student/Laeli Nurajijah)
Jayapura, CNN Indonesia -- Masjid Tua Patimburak terletak di Kampung Patimburak, Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Masjid oktagonal ini berukuran 100 meter persegi dengan wujud unik, terutama di bagian ventilasi yang berdesain bundar-bundar.

Masjid Tua Patimburak dibangun oleh Raja Pertuanan Wertuar tahun 1870. Bentuk masjid ini, unik karena arsitekturnya memadukan unsur Eropa dan Nusantara, kubahnya mirip dengan kubah gereja-gereja Eropa pada masa lampau. Unsur-unsur yang berpadu tersebut bukan tidak mungkin muncul karena masjid Masjid Tua Patimburak ini dibangun pada 1870 ketika Belanda memegang pemerintahan.

Masjid Tua Patimburak merupakan wujud dari konsep filosofi 'satu tungku tiga batu'. Warga Pertuanan Wertuar, baik yang memeluk agama Islam maupun Nasrani, bergotong royong membangun masjid itu tahun 1870. Satu tungku tiga batu mengandung arti tiga posisi penting dalam keberagaman dan kekerabatan etnis di Fakfak. Satu tungku tiga batu artinya tungku tersusun atas tiga batu berukuran sama. Ketiga batu ini, diletakkan dalam satu lingkaran pada jarak tertentu sedemikian hingga posisi ketiganya seimbang untuk menopang periuk atau belanga.

Tungku berkaki tiga membutuhkan keseimbangan. Jika satu dari tiga batunya rusak, maka tungku tidak dapat digunakan. Makna agama dalam konsep filosofi satu tungku tiga batu, bahwa ketiga batu itu dilambangkan sebagai tiga agama yang sama kuat dan menjadi kesatuan yang seimbang untuk menopang kehidupan dalam keluarga. Tiga agama ini yaitu Islam, Kristen Protestan dan Katolik. Dalam kebersamaan tiga agama, Islam, Kristen Protestan dan Katolik, berkembang kehidupan yang harmonis.

Agama Islam, Kristen Protestan dan Katolik diakui sebagai agama keluarga di Fakfak. Anggota satu keluarga besar di Fakfak dan sekitarnya tidak jarang meliputi tiga agama berbeda, namun mereka tetap rukun dan damai. Mereka tidak akan pernah terpengaruh oleh isu-isu, atau pun perselisihan terkait agama.

Kemajemukan masyarakat Fakfak, tetap memandang dirinya berasal dari satu rumpun kerabat, satu leluhur, jauh sebelum agama-agama tersebut menyebar di Fakfak. Toleransi hidup beragama di Fakfak sangat kental dan tetap dipertahankan oleh masyarakat dan patut untuk dicontoh, sebagai bentuk keberagaman dan kebhinekaan yang ada di Indonesia.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER