Kisah Kunjungan Si Pemotret Kampung-Kampung

CNN Indonesia
Selasa, 17 Okt 2017 18:41 WIB
Seorang jurnalis asal Italia, Stefano Romano, sangat mencintai kehidupan kampung di Indonesia. Simak kunjungannya ke Bandung, baru-baru ini.
Jurnalis asal Italia, Stefano Romano, saat memotret kampung di Bandung Utara. (UGC CNN Student/Odesa Indonesia)
Bandung, CNN Indonesia -- Mengapa Stefano Romano sangat tertarik pada kampung? Dalam bukunya “Kampungku Indonesia” (2016), jurnalis kelahiran Roma, Italia, 1974 itu menulis pada bagian awal, “Karena saya percaya bahwa di kampunglah terdapat jiwa sejati orang Indonesia.”

Melalui kegiatan fotografinya, Stefano Romano selama ini banyak berkisah tentang Indonesia. Selama 10 tahun ini dia keliling berbagai negara, termasuk Indonesia untuk panggilan nuraninya, memotret kenyataan hidup masyarakat, terutama masyarakat lapisan bawah yang hidup di kampung-kampung baik perkotaan maupun perdesaan.

Pria yang menikah dengan perempuan Indonesia, Bayu Bintari Fatmawati, ini pada Minggu (15/10) berkunjung ke Yayasan Odesa Indonesia di Cisanggarung, Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Datang bersama istri dan teman-temannya dari Penerbit Mizan Bandung yang pada tahun 2016 lalu menerbitkan buku keren tentang kehidupan warga kampung-kampung di Indonesia.

Di Odesa Indonesia, siang itu pria yang dipanggil Stif menyatu dengan guru kursus Bahasa Inggris anak-anak desa tertinggal dari Kampung Cisanggarung dan Kampung Sentak Dulang Cimenyan, Kabupaten Bandung.

Stif yang mahir berkomunikasi dengan anak-anak itu menceritakan pengalamanannya sebagai wartawan. Dia pun banyak memperlihatkan foto-foto dari buku “Kampungku Indonesia” kepada puluhan siswa pada siang itu. Dan tak lupa, ia pun memberikan kursus singkat fotografi. Sekalipun tak lama, namun sangat berharga bagi anak-anak desa. Pertemuan diakhiri dengan menyanyi lagu Indonesia Raya.

Setelah acara kursus, Stif bersama pengurus Yayasan Odesa, blusukan masuk kampung terdekat. Mereka berjalan kaki menyusuri perkampungan Sentak Dulang yang berada di puncak bukit ketinggian 1.200 Mpdl itu.

Di kampung itu, banyak objek foto yang dibidik Stif. Ada ibu-ibu sedang mengambil air dari jarak ratusan meter untuk memasak. Ada ibu-ibu yang sedang berjualan, domba, entok, toilet desa, pandai besi, jalan bebatuan, rumah tidak layak huni, dan pesona petani, yang sore itu sudah mulai istirahat di rumah masing-masing.

“Saya senang di sini, saya suka suasana ini. Udaranya wow.Saya ingin kembali lagi dan lebih lama di sini,” kata Stif.

Faiz Manshur
Odesa.id
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER