Yerusalem dan Provokasi Amerika

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Jumat, 08 Des 2017 16:06 WIB
Keputusan Presiden AS Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibukota Israel, tentu membuat dunia internasional meradang. Protes keras!
Kota Yerusalem (Foto: REUTERS/Ammar Awad)
Jakarta, CNN Indonesia -- Keputusan Presiden AS Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibukota Israel, tentu membuat dunia internasional meradang. Protes keras!

Yerusalem, spirit dunia, kota bersejarah itu telah mengukir peradaban cinta dan kasih sayang. Kota tertua di dunia, terletak di dataran tinggi pegunungan Yudea, antara Laut Tengah dan Laut Mati. Kota suci ini milik tiga agama, Yudaisme, Kristen dan Islam.

John Lennon pada 1971, merilis single Happy Xmas (War Is Over) Yuk simak kutipan lirik indah dari Lennon:

And so this is Xmas (war is over)
For weak and for strong (if you want it)
For rich and the poor ones (war is over)
The world is so wrong (now)
And so happy Xmas (war is over)
For black and for white (if you want it)
For yellow and red ones (war is over)
Let's stop all the fight (now)

Awal mula Lennon merilis lagu itu sebagai pernyataan protes invasi militer AS di perang Vietnam di antara suara protes rakyat AS.

Trump pasti tahu sejarah kelam kekalahan AS di tengah konflik perang saudara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan (1957-1975). Pada 1974 hingga 1975 akhir dari periode mundurnya tentara AS secara bertahap.

Sejarah kelam itu tidak dapat dihapus dengan cara apapun. Bersamaan dengan kekacauan politik dalam negeri AS di guncang skandal Watergate (1972), menumbangkan Richard Nixon, selaku Presiden AS saat itu, lahir dari kubu Partai Republik.

Skandal itu dibongkar berkat kegigihan Ben Bradlee (1921 – 2014) almarhum. Wartawan senior investigasi Washington Post, membimbing dua reporternya Bob Woodward dan Carl Bernstein, mereka berhasil membongkar skandal itu dan menjadi headline berita dunia.

Skandal Watergate mencoreng kejayaan AS. Seluruh mata dunia mengetahui peristiwa memalukan itu dan menjatuhkan integritas AS sebagai negara super saat itu.

Sudahkah AS kapok? Tidak. AS tidak pernah kapok meski selalu kalah perang di Asia, termasuk di perang Korea, yang lalu dan akan datang.

Seperti disampaikan Letjen Jan-Marc Jouas, mantan wakil komandan pasukan Amerika Serikat di Korea Selatan, bahwa AS tak memiliki jumlah militer cukup, menghadapi kekuatan tempur Korea Utara dengan personel 1,2 juta militer dan sejumlah kekuatan misil nuklir Korea Utara, hanya berjarak 100 kilometer dari Korea Selatan.

Semoga AS menyadari diri bahwa negara itu tak lagi super untuk dunia terutama di Asia. China memiliki jutaan kekuatan dalam jumlah militer dan hulu ledak nuklir melebihi AS. China tak kan tinggal diam jika AS mengusik perang dengan Korea Utara.

Seperti peristiwa berkala terjadi. China selalu usil sedikit menyentuh perbatasan Laut China Selatan. Ramailah cuaca gosip dunia. Mengapa? China tak akan membiarkan hegemoni mengintip kesempatan. China tak akan membiarkan AS berani mengusik Asia.

Namun lagi-lagi AS membuat provokasi dunia, dengan pernyataan Presiden Donald Trump itu. Memicu protes sejumlah negara anggota PBB termasuk Indonesia.

Presiden RI, Joko Widodo, menyatakan dengan tegas. Indonesia tetap mendukung kemerdekaan Palestina. AS telah melanggar deklarasi Dewan Keamanan PBB. Pernyataan Presiden adalah Pernyataan sikap Rakyat Indonesia. Salam damai bagi dunia. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER