ASEAN 47 TAHUN

Setelah 47 Tahun, ASEAN Masih Dianggap Relevan

CNN Indonesia
Selasa, 19 Agu 2014 17:22 WIB
Walaupun relevan, masih banyak tantangan yang harus dihadapi ASEAN.
Jakarta, CNN Indonesia --

Komunisme dan pembangunan ekonomi menjadi dasar pendirian  Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) 47 tahun lalu, namun sebagian pihak, memandang keberadaan ASEAN masih relevan bagi Asia Tenggara.

Phillips J. Vermonte, ketua bidang politik dan hubungan internasional CSIS, mengatakan salah satu relevansi keberadaan ASEAN ialah untuk menjaga stabilitas.

“Hal ini penting karena posisi negara-negara ASEAN berada di titik strategis yang dilalui jalur komunikasi laut dunia, jadi ASEAN ialah pasar yang sangat potensial berkembang,” kata Phillips kepada CNNIndonesia di Jakarta pada Senin (18/08),

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada dengan Phillips, Aleksius Jemadu, pengamat hukum internasional dari Universitas Pelita Harapan, juga mengatakan ASEAN bisa bersatu dalam berhadapan dengan kekuatan negara besar.

“Dampak dari berjuang bersama ASEAN pengaruhnya lebih besar, karena ada 600 juta rakyat di Asia Tenggara,” kata Aleksius kepada CNNIndonesia.

Menurut Phillips kekuatan besar tersebut bukan hanya berasal dari negara seperti Amerika dan Cina, tapi bisa saja dari Eropa atau Timur Tengah.

“Negara besar ingin menyebarkan pengaruh. Negara kecil terlanjur bergantung akan mudah dijadikan sekutu,” kata Phillips. “ASEAN harus bisa mengandalkan diri sendiri. Siapapun harus mau menandatangani Zone of Peace, Freedom and Neutrality,” lanjutnya.

ASEAN Zone of Peace Freedom and Neutrality adalah perjanjian anggota ASEAN bahwa mereka akan bermufakat dengan negara anggota ketimbang negara bukan anggota. Perjanjian yang menjadi regulasi di ASEAN ini sama pentingnya dengan Piagam ASEAN dan Deklarasi ASEAN.

Ancaman bagi ASEAN

Perjanjian ASEAN ini, menurut Phillips, dapat juga menjadi ancaman bagi masa depan organisasi regional tersebut. 

“Selama ini ASEAN hanya jadi organisasi regional penghasil kesepakatan, bukan menyelesaikan persoalan secara hukum. Untuk itu ASEAN harus menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi,” kata Phillips.

Namun, Aleksius percaya ASEAN mampu mengatasi masalah-masalah yang terjadi di antara negara-negara anggotanya.

“ASEAN memiliki mekanisme penyelesaian konflik secara damai melalui dialog karena ada ASEAN Political Security Community,” kata Aleksius.

Saat ini, ASEAN menghadapi berbagai tantangan seperti menyelesaikan konflik antar anggota dalam hal keamanan, perselisihan batas negara hingga kebijakan perdagangan.

“Negara-negara di ASEAN memiliki komoditi yang sama. Bisa dibilang mereka saling bersaing. Kalau hanya memikirkan persaingan, ekonomi tidak berkembang. Itulah gunanya pemahaman Mayarakat Ekonomi ASEAN (MEA),” kata Phillips.

Walau demikian, menurut Aleksius, inisiatif-inisiatif ASEAN membuatnya tetap menjadi organisasi yang penting di dunia. 

“ASEAN mengajukan usulan yang bisa diterima baik oleh Tiongkok maupun Amerika. Di situlah pentingnya peran ASEAN. Karena inisiatif yang Amerika kadang tidak bisa diterima oleh China, dan begitu pula sebaliknya,” katanya.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER