KAMPANYE HAM KOREA UTARA

Penderitaan Penghuni Kamp Konsentrasi Korea Utara

CNN Indonesia
Senin, 25 Agu 2014 12:47 WIB
Diduga ada lebih dari 200.000 tahanan di kamp konsentrasi Korea Utara. Kamp ini digunakan dinasti Kim selama bertahun-tahun untuk memberangus lawan politik dan para pembangkang.
Jakarta, CNN Indonesia --

Pria yang hanya ingin disapa Kim itu mengisahkan kengeriannya saat mendekam di penjara rezim Korea Utara. Dia mengatakan, ribuan penghuni kamp konsentrasi itu melalui hari dengan penderitaan, dibiarkan mati pelan-pelan.
 

"Kami menerima 120 gram jagung busuk untuk makanan sehari-hari. Banyak juga dipenjara satu tahun setengah sama seperti saya, tidak mampu bertahan hidup dan mati kelaparan," kata Kim dalam sebuah wawancara tahun 2012 lalu.
 

Kim yang ditangkap karena kabur ke China ini lantas menguburkan rekan-rekannya yang tewas itu di sebuah bukit yang jadi kuburan massal. "Saat saya menggali dengan sekop, saya melihat empat lapis mayat dan tulang manusia," ujar Kim.
 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan penghuni penjara Korut lainnya adalah Kang Chol-Hwan yang kini berprofesi sebagai jurnalis di Korsel. Dia menghabiskan sepuluh tahun di penjara saat baru berusia sembilan tahun. Dia ikut mendekam bersama kakeknya yang dituduh makar. Korut menerapkan hukuman kolektif yang juga akan dijatuhkan pada anggota keluarga terdakwa.
 

Kang mengatakan, dia hampir mati tiga kali karena kekurangan gizi dan kelelahan. Untuk tetap hidup, dia terpaksa makan tikus, serangga dan rerumputan.
 

"Seperti kamp konsentrasi Auschwitz milik Hitler, tidak sebesar itu dan punya cara berbeda dalam membunuh orang. Hitler membunuh dengan gas, Kim Jong Il merenggut nyawa dengan kelaparan dan kerja paksa," tutur Kang.
 

Menurut lembaga Amnesty International, kamp konsentrasi ini diduga telah ada sejak tahun 1950an. Tahun 2012 lalu, pemerintah Korsel mengumpulkan dokumen-dokumen resmi penyiksaan di penjara Korut. Laporan ini dirangkum Komisi HAM Korsel dalam 381 halaman yang memuat kesaksian 278 pembelot.
 

Kesaksian mereka mengerikan. Salah satu saksi menggambarkan soal seorang wanita hamil yang melahirkan dalam keadaan sangat payah di dalam kamp. Tangisan bayi itu didengar oleh penjaga, ibu itu lantas dipukuli sebagai hukuman. Melahirkan bayi haram terjadi di kamp itu. 
 

Wanita itu mengemis agar bisa membesarkan bayinya. Tapi penjaga berkata lain. Dengan tangan gemetar, wanita itu dipaksa membunuh jabang bayinya dengan menenggelamkannya di dalam air. 
 

Kesaksian juga dirangkum oleh Komisi Penyelidik HAM PBB berdasarkan penyelidikan selama 11 bulan pada Februari lalu. Komisi ini menyimpulkan Korut telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Termasuk di dalamnya adalah pelanggaran terhadap hak-hak mendapat makanan, penyiksaan, perilaku tidak manusiawi, diskriminasi, kebebasan berekspresi, hak untuk hidup, kebebasan bergerak dan penghilangan paksa, termasuk penculikan.
 

Pemerintah Pyongyang menolak bekerja sama dalam penyelidikan dan menolak validitas komisi PBB tersebut. Pada Mei 2013 lalu, Korut mengirim surat pada PBB yang isinya "menolak sepenuhnya penyelidikan PBB" dan tidak menjawab permintaan penyelidikan.
 

Diduga ada lebih dari 200.000 tahanan di kamp konsentrasi Korea Utara. Kamp ini digunakan dinasti Kim selama bertahun-tahun untuk memberangus lawan politik dan para pembangkang. Kejahatan tahanan mulai dari memberontak hingga menonton sinetron dari Korea Selatan.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER