Vatikan, CNN Indonesia -- Paus Fransiskus mengungkapkan kesedihan terhadap hilangnya 43 siswa Meksiko akhir September lalu.
Paus sendiri menyebut peristiwa itu sebagai pembunuhan, meskipun pemerintah Meksiko belum secara resmi menyatakan mereka tewas.
Menurut pemerintah Meksiko, bukti menunjukkan bahwa polisi korup menyerahkan 43 mahasiswa tersebut kepada anggota geng narkoba lokal yang kemudian membakar mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun belum ada konfirmasi resmi terkait kematian karena kurangnya bukti definitif.
Kasus ini telah membuat pemerintahan Presiden Enrique Pena Nieto jatuh ke dalam krisis dan memicu protes besar. Pada Sabtu malam, beberapa demonstran membakar pintu istana presiden upacara di pusat Mexico City.
"Saya ingin mengatakan bahwa saya bersama dengan orang-orang Meksiko, yang hadir di sini maupun yang berada di rumah, di momen menyakitkan ini, mereka disebut menghilang tapi kita tahu mereka dibunuh," kata Paus dalam audiensi umum di Vatikan pada Rabu (12/11).
Para pelajar diculik pada malam 26 September setelah bentrokan dengan polisi setempat di kota barat daya Iguala.
Walikota Iguala sendiri ditangkap pekan lalu bersama dengan istrinya karena diduga menjadi dalang penculikan.
Pemerintah mengatakan bahwa sisa-sisa jenazah yang diduga para korban telah dibakar sehingga tidak mungkin memastikan kapan hasil identifikasi akan keluar.