Tallahassee, CNN Indonesia -- Seorang gadis 17 tahun didakwa atas tuduhan menjadi mucikari di dua sekolah di Florida, AS.
Dikutip dari RT News, polisi mengatakan ia ‘menjual’ gadis berusia 15 tahun seharga US$ 40 (lebih dari Rp 450 ribu) dan sebotol minuman beralkohol agar pria berumur 21 tahun bisa melakukan hubungan seks dengan wanita di bawah umur.
Alexa Nicole De Armas, adalah siswa di SMU Sarasota. Ia ditangkap Jumat lalu dan didakwa atas tuduhan perdagangan manusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
John Michael Mosher, kliennya yang berumur 21 tahun, juga ditangkap dan didakwa atas pertukaran seksual dengan anak di bawah umur.
Polisi mengatakan kepada Sarasota Herald Tribune bahwa satu orang lagi ditangkap pada Selasa (25/11).
Menurut polisi, kasus ini muncul ke permukaan setelah empat mahasiswa bercerita kepada staf SMU Venice bahwa De Armas, yang menjabat sebagai madam dan seorang siswa SMU Venice mengajak mereka untuk bergabung dengan jaringan prostitusi mereka pada awal Oktober.
Rencana bisnis mereka adalah untuk melacurkan siswa lain demi uang dan alkohol, menurut dokumen pengadilan.
"Mengapa menjual orang-orang tua ketika saya bisa mendapat orang muda yang segar yang bisa memberi saya uang?" De Armas menulis dalam pesan Facebook ke ‘rekan bisnisnya’. "Selama saya dibayar saya akan perdagangan semua ini."
Proses negosiasi dilakukan melalui pesan pribadi di situs jejaring sosial karena De Armas tidak memiliki ponsel. Percakapan membahas harga untuk hubungan seksual, termasuk U$ 50 - US$ 70 untuk oral seks dan US$ 100 untuk berhubungan seks dengan seorang perawan.
Polisi mengatakan korban yang berusia 15 tahun tidak bersedia berpartisipasi dalam hubungan seks, yang diyakini telah terjadi di kolam umum pada Agustus lalu.
"Dia menyatakan dia tidak ingin melakukan hubungan seksual namun ia dipaksa dan tidak mampu melarikan diri," kata laporan polisi.
Dokumen juga mencatat bahwa De Armas mendekati beberapa gadis di SMU Riverview, Venice dan Sarasota , tetapi gadis berusia 15 tahun adalah satu-satunya korban yang terungkap.
Polisi mengatakan mereka masih mencari korban lainnya dan penangkapan lain terhadap yang terlibat akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang.
De Armas dan rekan bisnisnya berencana menggunakan sebagian uang untuk membeli narkotika, menurut saksi dalam pernyataan kepada polisi. Korban akan mendapatkan bagian 40 persen dari keuntungan.
CEO Lembaga Safe Place dan Rape Crisis Center, Olivia Thomas mengatakan kepada Herald Tribune bahwa korban bisa mendapat konseling rahasia dan tidak akan dikenakan biaya apapun, namun bagi yang berusia di bawah 18 tahun akan membutuhkan izin dari orang tua.
"Kami akan senang bisa bekerja dengan gadis-gadis itu dan membantu mereka atas apa yang mereka alami," kata Thomas.
Menurut media WWSB, reaksi terhadap penangkapan jaringan prostitusi ini beragam.
“Ini adalah gadis di bawah umur yang berada di jaringan prostitusi, itu tidak benar,” kata Daniel Prieta,15, siswa SMU Kardinal Mooney.
“Saya tidak terkejut. Sepertinya mereka anak kecil yang tidak memiliki pekerjaan namun berusahan mendapat uang,” kata Clay Barclay, 24, lulusan SMU Lemon Bay.