Istanbul, CNN Indonesia -- Paus Fransiskus melakukan kunjungan ke Turki pada Jumat (28/11) dengan misi memperkuat hubungan dengan para pemimpin Muslim, seraya mengutuk kekerasan terhadap orang Kristen dan minoritas lainnya di Timur Tengah.
Para pejabat mengatakan pembicaraan soal toleransi agama dan usaha memerangi ekstremisme akan menjadi agenda utama di Ankara ketika Francis bertemu Presiden Tayyip Erdogan dan Mehmet Gormez, ulama ternama di negara sekuler yang mayoritas penduduknya Muslim tersebut.
Turki menjadi tempat berlindungnya sekitar 2 juta pengungsi dari Suriah. Beberapa ribu diantaranya beragama Kristen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Istanbul, pemimpin 1,2 miliar umat Katolik Roma di dunia itu juga akan bertemu dengan pemimpin spiritual 300 juta umat Kristen Ortodoks di seluruh dunia, sebagai bagian dari upaya untuk menjalin hubungan yang lebih erat antara umat Kristen di Barat dan Timur.
Mereka akan mengeluarkan seruan bersama tentang hak asasi manusia dan kebebasan beragama serta pada mengatasi ketakutan bahwa Kristen akan menghilang dari tempat kelahirannya di Timur Tengah.
Total warga minoritas Kristen Suriah adalah sekitar 10 persen dari 22 juta populasi Suriah sebelum perang sipil meletus pada 2011, sementara penduduk Kristen di Irak telah menurun hampir 70 persen sejak awal perang 2003.
Paus mengatakan pada Selasa bahwa meski ”hampir mustahil" untuk melakukan dialog dengan pemberontak ISIS, pintu itu tidak boleh ditutup.
Perjalanan ke Turki menjadi yang ketiga oleh Paus Fransiskus ke negara mayoritas Muslim, setelah Yordania dan Albania.
Selama di Turki, Paus kemungkinan akan berdoa di dalam Aya Sofia di Istanbul, salah satu katedral terbesar Kristen selama 900 tahun, dijadikan masjid umat Islam untuk 500 tahun berikutnya dan sekarang resmi menjadi museum.