DEMONSTRASI HONG KONG

Demonstran Hong Kong Mulai Terbelah

CNN Indonesia
Selasa, 02 Des 2014 18:36 WIB
Perbedaan pendapat terjadi kubu demonstran Occupy Central dan mahasiswa Hong Kong, mengindikasikan bahwa gerakan ini mulai terbelah dan semakin melemah
Para pemimpin gerakan pro-demokrasi Occupy Central, Benny Tai, Chan Kin-man, dan Pendeta Chu Yui-ming berencana untuk menyerahkan diri ke pihak kepolisian atas tuduhan gerakan terlarang menghimpun massa. (Reuters/Bobby Yip)
Hong Kong, CNN Indonesia -- Perbedaan pendapat terjadi kubu demonstran pro-demokstrasi Hong Kong, yang mengindikasikan bahwa gerakan ini mulai terbelah dan semakin melemah.

Para pemimpin gerakan pro-demokrasi Hong Kong yang menamai diri sebagai gerakan Occupy Central meminta para aktivis gerakan ini untuk membubarkan diri dari pusat kota karena dikhawatirkan kerusuhan akan terus terjadi.

Himbauan ini bertolak belakang dengan seruan pemimpin demonstran dari kubu mahasiswa untuk meningkatkan aksi unjuk rasa, hanya beberapa jam sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senin (1/12) kemarin, ribuan aktivis pro-demokrasi Hong Kong menutup sementara kantor pusat pemerintah setelah bentrok dengan polisi, menentang perintah polisi untuk menarik kembali.

Benny Tai, profesor hukum di University of Hong Kong, mendesak para pengunjuk rasa untuk membubarkan diri pada Selasa (2/12) karena situasi semakin berbahaya.

"Pemerintah yang berlindung pada tongkat polisi untuk mempertahankan kewenangannya adalah bukti bahwa pemerintah Hong Kong bertindak di luar nalar," kata Tai, salah satu dari tiga pemimpin gerakan Occupy Central.

"Aksi ini harusnya penuh kedamaian. Demi keselamatan para demonstran, kami bertiga meminta para demostran yang berasal dari mahasiswa untuk mundur," kata Tai menambahkan.

Tai menegaskan mundurnya para pengunjuk rasa dari pusat kota bukan berarti perjuangan mereka berahir. Menurut Tai, perjuangan untuk penerapan demokrasi harus terus dilakukan, meskipun tak lagi turun ke jalan.

Tai, bersama dengan Chan Kin-man, profesor sosiologi di Chinese University dan Pendeta Chu Yui-ming berencana untuk menyerahkan diri ke pihak kepolisian atas tuduhan gerakan terlarang menghimpun massa.

Sementara Joshua Wong, 18 tahun, pemimpin demonstran dari kubu mahasiswa mengumumkan pada Senin (1/12) bahwa dia akan terus mogok makan untuk menuntut reformasi pemilu, dan mendesak pengunjuk rasa untuk kembali berkumpul di pusat kota.

Wong, yang pekan lalu sempat ditangkap oleh pihak kepolisian di distrik Mong Kok, juga mendesak pemerintah Hong Kong untuk melanjutkan dialog dengan siswa.

Joshua Wong dikenakan dakwaan menghalangi petugas saat membersihkan lokasi protes di distrik Mong Kong. (Reuters/Liau Chung-ren)
Para pengunjuk rasa, yang terdiri dari sejumlah lapisan masyarakat telah menduduki jalan utama selama lebih dari dua bulan. Mereka menuntut penerapan demokrasi pada pemilihan umum pemimpin Hong Kong 2017.

Mereka juga meminta pemimpin Hong Kong, Leung Chun-ying untuk mundur.

"Selama ini polisi masih toleran, tapi kami akan tetap mengambil tindakan tegas," kata Leung, terkait penolakan demonstran dari kubu mahasiswa untuk membubarkan diri, Senin (1/12).

Hingga saat ini, ratusan tenda demonstran masih berada di jalan utama Distrik Admiralty, daerah pusat finansial Hong Kong yang bersebelahan dengan pusat pemerintahan. Sebelumnya, polisi telah membersihkan barikade demonstran di Mong Kok

Baca juga: Lima Hal Penting Soal Protes di Hong Kong
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER