Sarajevo, CNN Indonesia -- Lima belas mantan paramiliter Serbia dan tentara ditangkap di Serbia dan Bosnia pada Jumat atas pembunuhan 20 orang—terutama umat Islam—yang ditangkap, disiksa dan dieksekusi ketika perang Yugoslavia pada 1993.
Dalam perang Bosnia yang berlangsung pada 1992-1995, korban dipaksa untuk turun dari kereta yang melewati Bosnia dari Serbia menuju pelabuhan Bar di Montenegro. Nama mereka diidentifikasi sebagai Muslim.
Saat itu, Bosnia Timur merupakan basis utama kubu tentara Serbia Bosnia dan paramiliter etnis Serbia yang melawan Muslim Bosnia dan Katolik Kroasia untuk membentuk wilayah Serbia yang mandiri. Mereka didukung oleh negara Serbia yang berada di bawah pimpinan Slobodan Milosevic.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para korban, terutama yang berasal dari Serbia dan Montenegro, dibawa ke sebuah sekolah di dekat kota Visegrad di mana mereka dirampok dan disiksa sebelum dieksekusi di sebuah rumah yang terbakar.
Tubuh mereka kemudian dilemparkan ke Sungai Drina. Tubuh tiga diantaranya ditemukan pada 2010 ketika danau buatan Perucac dikeringkan untuk perbaikan bendungan. Sisanya, tak pernah ditemukan hingga kini.
Bukti-bukti menunjukkan para politisi senior dan pejabat keamanan Serbia sudah mengetahui bahwa pasukan militer dan paramiliter Serbia akan menangkap penumpang kereta dan kemungkinan akan menggunakan sandera itu sebagai pertukaran bagi rekan mereka yang telah meninggal.
 Masyarakat berkumpul di kota Jajce, Bosnia, pada 29 November, memperingati hari lahir negara Yugoslavia yang sudah runtuh. (Reuters/Dado Ruvic) |
"Ini adalah kejahatan yang diizinkan negara,” kata pengacara dan aktivis HAM Serbia, Natasha Kandic.
Penangkapan para pelaku, katanya, "penting sebagai pelajaran bahwa cepat atau lambat kejahatan akan dihukum."
Kementerian Dalam Negeri Serbia mengatakan para korban terdiri 18 orang Muslim, satu etnis Kroasia dan satu orang lagi tak diketahui identitasnya.
Sepuluh orang ditangkap di Bosnia dan lima di Serbia dalam operasi yang terkoordinasi antara Serbia dan Bosnia, dua negara yang tadinya merupakan satu kesatuan di bawah Yugoslavia.
"Di antara tersangka terdapat pada pejabat tinggi militer serta eksekutor yang melakukan penyiksaan brutal dan mengeksekusi para korban," kata jaksa negara Bosnia dalam sebuah pernyataan, tanpa menyebut nama tersangka.
Kelompok paramiliter yang berada di balik pembantaian, dikenal sebagai White Eagles atau Avengers, dipimpin oleh Milan Lukic, satu dari empat orang telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pengadilan kejahatan perang PBB di Den Haag.
Media lokal melaporkan bahwa saudara Lukic, Gojko, adalah salah satu dari mereka yang ditangkap. Nama lain adalah Luka Dragicevic dan Boban Indjic, pemimpin Brigade Visegrad yang tergabung dalam tentara Serbia Bosnia.
Milan Lukic terkenal karena aksinya yang mengurung 70 orang Bosnia yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak di sebuah rumah di Visegrad lalu membakar mereka. Dia menembak siapapun yang mencoba melarikan diri. Peristiwa tragis ini dikenal sebagai pembantaian ‘Pionirska Street’.