Havana, CNN Indonesia -- Seorang dokter Kuba yang terjangkit Ebola di Sierra Leone dan sembuh setelah pengobatan eksperimental di rumah sakit Swiss berjanji pada Sabtu untuk kembali ke Afrika Barat dan terus merawat pasien Ebola.
"Saya akan menyelesaikan apa yang saya mulai. Saya kembali ke Sierra Leone," kata Felix Baez, 43, kepada wartawan di bandara Havana Jose Marti tak lama setelah mendarat, seperti dilaporkan situs resmi Cubadebate.
Belum jelas apakah pejabat kesehatan Kuba akan mengizinkan Baez untuk kembali ke Afrika.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kuba telah mendapatkan pujian internasional atas kontribusinya melawan wabah Ebola yang telah menewaskan lebih dari 6.000 orang di Afrika Barat.
Sekitar 456 dokter dan perawat dari Kuba telah dikirim dalam misi Ebola di negara-negara Afrika Barat seperti Sierra Leone, Liberia dan Guinea.
Menteri Kesehatan Kuba Roberto Morales dan pejabat kementerian lainnya menyambut Baez di bandara, yang mengenakan kaus biru yang dihiasi dengan logo Geneva University Hospitals, di mana ia menghabiskan 16 hari di ruang isolasi.
Baez kemudian bertemu dengan istri dan putra sulungnya, yang juga sedang belajar kedokteran.
"Ada perayaan dan kebahagiaan, pelukan dan ciuman," kata Jorge Perez, direktur rumah sakit penyakit tropis terkemuka di Havana , yang bepergian dengan Baez dari Jenewa.
Segera setelah tiba di Jenewa pada 20 November, Baez menerima pengobatan eksperimental ZMab dari Kanada, pendahulu obat Ebola ZMapp, yang sebelumnya juga digunakan untuk mengobati pasien AS.
"Dua hari setelah itu dia sudah jauh lebih baik," kata kepala petugas medis Jenewa, Jacques-André Romand, kepada Reuters. Romand juga menambahkan bahwa obat yang sama telah dikirim ke Roma untuk mengobati dokter Italia yang juga terinfeksi virus Ebola.
Menurut Romand, selama pengobatan, Baez tidak berisiko menularkan virus Ebola kepada penduduk lokal.
Seorang juru bicara rumah sakit mengatakan Baez menerima ZMab dan favipiravir, obat flu yang belum teruji, yang dibuat oleh perusahaan Jepang, Fujifilm, yang telah disertakan WHO dalam obat potensial melawan Ebola.
Dari 138 petugas kesehatan yang telah terinfeksi Ebola di Sierra Leone, 106 diantaranya telah meninggal. Angka ini jauh lebih tinggi daripada angka kematian petugas kesehatan di Guinea dan Liberia, menurut data WHO.