DEMONSTRASI NEW YORK

Wisatawan Tak Terganggu Unjuk Rasa NY

CNN Indonesia
Minggu, 07 Des 2014 10:51 WIB
Wisatawan yang berkunjung ke kota New York mendapat pengalaman merasakan prinsip kebebasan berekspresi khas Amerika melalui aksi protes di kota itu. 
Aksi unjuk rasa dilakukan di lokasi kunjungan wisata New York dan disaksikan langsung oleh wisatawan. (Reuters/Eduardo Munoz)
New York, CNN Indonesia -- Broadway, Central Park, Aksi Protes: wisatawan asing yang minggu ini berkunjung ke New York mendapat pengalaman khas Amerika yang tidak terduga.

Sejak Rabu (3/12), pengunjung kota yang dikenal dengan nama Big Apple ini bisa melihat langsung hak kebebasan berbicara lewat puluhan aksi protes menentang kekerasan polisi yang terjadi di jalan-jalan, yang diselingi dengan aksi duduk di toko, jalan raya dan perempatan jalan.

"Fakta bahwa warga bergerak adalah satu hal luar biasa," ujar Mine Lazreg, pengunjung asal Kanada yang mengatakan ikut dalam aksi unjuk rasa pada Kamis (4/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Unjuk rasa seperti ini adalah untuk keadilan sosial - saya tidak mengenal seorangpun yang menentangnya."

Setelah aksi unjuk rasa selama tiga malam, banyak wisatawan asing yang ditemui di Times Square yang ramai mengatakan bahwa secara umum mereka bersimpati pada alasan unjuk rasa itu.

Lazreg, yang berteduh di kafe kopi dekat perempatan jalan tempat ribuan warga unjuk rasa yang menghentikan lalu lintas, mengatakan bahwa aksi protes ini menggarisbawahi perpecahan rasial di Amerika Serikat yang tidak terlihat dari luar negeri.

Radia Redovane, yang bekerja di bidang keuangan Paris, setuju bahwa banyak pengunjung dari luar negeri yang menyadari kedalaman ketegangan rasial di Amerika Serikat.

"Saya tahu bahwa ada rasisme dan penyalahgunaan kekuasaan oleh polisi," ujar Redovane.

Sementara ribuan pengunjuk rasa membanjiri Times Square, untuk mengganggu upacara penyalaan lampu pohon natal di Rockefeller Center dan menutup jembatan Brooklyn, wisatawan sibuk mengambil foto dan sejumlah dari mereka bahkan bergabung dalam unjuk rasa itu.

Sabrina Chikh dari Jerman menonton aksi unjuk rasa di televisi. Dia bersimpati dengan aksi protes di negara yang dianggapnya sebagai negara paling terbuka dan beragam.

"Sangat mengejutkan ketika anda mendengar anggota kelompok ras tertentu dibunuh tanpa alasan," ujar Chikh yang sedang berteduh dari hujan di beranda satu restoran cepat saji.

Tim Tompkins, ketua Aliansi Times Square yang mempromosikan bisnis di daerah itu, mengatakan para wisatawan tampaknya tidak terpengaruh oleh aksi protes ini.

Dia belum mendengar keluhan mengenai akri protes yang menurutnya sesuai dengan suasana ramai di Times Square.

"Ini memang tempat segala hal terjadi," tambah Tompkins.

Perusahaan pemasaran wisatawan NYC & Company menyebutkan bahwa sekitar 54 juta wisatawan berkunjung ke New York tahun lalu dan 20 persen diantaranya adalah wisatawan asing.

Bulan Desember adalah periode tersibuk untuk sektor pariwisata kota New York.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER