METODE PENYIKSAAN CIA

Penangkapan Hambali Bukan Hasil Metode Penyiksaan CIA

CNN Indonesia
Kamis, 11 Des 2014 11:06 WIB
Laporan Senat AS menunjukkan bahwa teknik interogasi kekerasan yang diterapkan oleh CIA tidak berperan penting terhadap penangkapan Hambali pada 2003 silam.
Hambali ditangkap pada operasi gabungan AS-Thailand pada 2003, lalu dikirim ke Guantanamo pada 2006. (Getty Images/ Kepolisian Republik Indonesia)
Washington, D.C, CNN Indonesia -- Keberhasilan Amerika Serikat untuk menangkap Hambali, warga negara Indonesia yang dituduh menjadi otak dibalik serangkaian serangan teroris, dianggap sebagai sebuah keberhasilan dari metode interogasi dan penyiksaan yang dilakukan oleh badan intelijen AS, CIA.

Namun, laporan Senat yang dirilis pada pekan ini menunjukkan bahwa teknik interogasi kekerasan yang diterapkan oleh CIA tidak memberi pengaruh signifikan terhadap penangkapan pemimpin Jemaah Islamiyah tersebut.

Sebaliknya, Hambali ditangkap karena langkah-langkah interogasi sederhana, seperti pemantauan email, pemberian bocoran informasi dari sumber CIA, dan bantuan dari pemerintah Thailand.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terus terang, penangkapan Hambali seperti tidak disengaja," ujar Kepala Kontraterorisme dari Badan Intelijen Pusat di Asia Tenggara pada tahun 2005, seperti ditulis dalam laporan Senat AS, dilansir dari Reuters, Kamis (11/12).

Baca juga: Apa Kabar Hambali di Guantanamo? 

Pernyataan ini menampik pernyataan sejumlah pejabat CIA yang menyatakan kepada Kongres, Gedung Putih dan Departemen Kehakiman AS bahwa pihaknya berhasil menangkap Hambali karena menerapkan mentode interogasi yang kejam kepada anggota senior al-Qaidah, Khalid Sheikh Mohammed.

Dituduh merencanakan serangan 11 September 2001 di AS, Mohammed berulang kali mengalami beberapa metode interogasi kejam dari CIA setelah dia ditangkap.

Laporan Senat mencatat, Mohammed mengalami penyiksaan waterboarded, yaitu teknik penyiksaan dengan ditenggelamkan, sebanyak 183 kali. Selain itu, Mohammed juga ditampar, dipukuli dan dilarang tidur.

Baca juga: 13 Metode Penyiksaan Fisik dan Mental CIA

Mohammed menyatakan kepada intelijen CIA pada awal 2003 tentang rencana kelompoknya untuk meminta Majid Khan, mantan warga Baltimore untuk mengirimkan US$50 ribu ke Asia Tenggara untuk mendanai serangan al-Qaidah.

Intelijen AS menyatakan informasi tersebut membantu mengungkap jaringan tersangka teroris di Asia Tenggara yang berujung pada penangkapan Hambali di Ayutthaya, Thailand, pada 2003 silam.

Metode Penyiksaan mulai dilakukan sejak era pemerintahan mantan presiden  AS, George W. Bush. (Reuters/David Burnett)
Namun, laporan Senat AS menyatakan bahwa CIA telah memberikan detail yang tidak akurat tentang penangkapan Hambali dalam dokumen sepanjang 18 lembar yang dikirim ke Departemen Kehakiman antara tahun 2003 dan 2009.

"Tinjauan dari operasi CIA menemukan bahwa informasi yang diperoleh dari metode intergosi kejam tidak berperan dalam penangkapan Hambali," tulis laporan tersebut.

Baca juga: Senat: Dua Psikolog CIA Tidak Cukup Kualifikasi

CIA dinilai telah mempunyai bocoran informasi keberadaan Hambali bahkan sebelum melakukan interogasi yang kejam terhadap Mohammed.

"Beberapa petunjuk datang dari hasi pemantauan email antara jaringan al-Qaidah dan Khan, yang kemudian ditangkap di Pakistan. Khan memberikan rincian tentang hubungan jaringan al-Qaidah Asia Tenggara, yang akhirnya merujuk kepada Hambali," tulis laporan Senat.

Laporan Senat juga menyebutkan bahwa intelijen CIA di Pakistan menerapkan sistem interogasi yang lembut dan tidak brutal kepada Khan, hingga dia bersedia membocorkan informasi keberadaan Hambali yang berada di Thailand.

Baca juga: AS Tidak Akan Adili Pelaku Penyiksaan Teroris

Pemerintah Thailand juga dinilai ikut membantu penangkapan Hambali.

"Kami menerima petunjuk dari masyarakat setempat bahwa ada orang aneh yang tampak tinggal di sekitar sana jadi kami memeriksa paspor mereka. Dari situ kami menyadari bahwa mereka adalah buron," kata Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, pada 2003

Hambali, yang mempunyai banyak nama samaran lain seperti Riduan Isamuddin, digambarkan oleh mantan presiden AS, George W. Bush, sebagai salah satu teroris paling mematikan di dunia.

Hambali diduga terlibat dalam merencanakan serangan 9/11 dan pengeboman klub malam di Bali yang menewaskan lebih dari 200 orang.

Pada tahun 2003, Hambali adalah salah satu orang yang paling dicari di Asia. Hambali dianggap satu-satunya orang dari Asia Tenggara yang bisa mendapat di al-Qaidah.

Hambali ditangkap pada operasi gabungan AS-Thailand pada 2003, lalu dikirim ke Guantanamo, Kuba, pada 2006, tanpa melalui proses pengadilan.

Hambali dan sejumlah tersangka teroris lain mendekam di penjara militer AS di Guantanamo, Kuba, tanpa pernah melalui proses pengadilan. (Getty Images/Petty Officer 1st class Shane T. McCoy/U.S. Navy)
Penangkapan Bin Laden

Mantan pejabat CIA menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan pernah melacak dan membunuh bin Laden pada tahun 2011 tanpa informasi yang diperoleh dari metode interogasi dan penyiksaan.

Namun, hal tersebut disangkal oleh Senat.

Laporan Senat menyatakan CIA salah mengartikan informasi dari Hassan Ghul, tersangka teroris dan tahanan Guantanamo, yang disebut-sebut membantu CIA dalam menemukan Bin Laden.

Laporan Senat menjelaskan, Ghul telah memberitahu nama kurir Bin Laden kepada CIA sebelum mengalami penyiksaan.

Baca juga: Marinir AS Siaga Satu Antisipasi Laporan Intelijen
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER