Sydney, CNN Indonesia -- Konsulat Jenderal Republik Indonesia, KJRI, di Sydney mengimbau warga negara Indonesia untuk tidak pergi ke pusat kota dan tetap berada di rumah, menyusul peristiwa penyanderaan di sebuah kafe di Sydney.
"Melalui media lokal KJRI sudah mengeluarkan imbauan kepada WNI untuk tetap berada di rumah dan tidak pergi ke pusat kota," ujar Akbar Makarti, konsul penerangan sosial dan budaya KJRI Sydney, kepada CNN Indonesia, Senin (15/11).
Sampai dengan saat ini belum ada kepastian mengenai jumlah sandera yang terdapat di dalam kafe tersebut dan apakah terdapat WNI di dalamnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pihak KJRI terus melakukan kontak dengan Kepolisian Federal Australia terkait kasus ini.
"Yang bisa kami pastikan, kami sudah melakukan kontak dengan pihak kepolisian federal Australia tetapi kami belum tahu ada WNI atau tidak di dalamnya," ujar Akbar.
Pihak KJRI di Sydney rencananya akan melakukan pertemuan dengan sejumlah organisasi masyarakat, terutama organisasi Muslim, pada malam ini (15/12).
"Malam ini kami akan berusaha mengadakan pertemuan dengan ormas-ormas di Sydney untuk membahas mengenai langkah-langkah antisipasi dalam menanggapi peristiwa ini," ujar AKbar.
Peristiwa penyanderaan kafe di pusat kota Sydney yang dicurigai berkaitan dengan kelompok militan ISIS, menimbulkan kekhawatiran akan adanya serangan terhadap warga Muslim di negara tersebut.
Sementara itu, pusat bisnis dan pertokoan di sekitar Kafe Lindt telah dikosongkan. Bandara Sydney beroperasi seperti biasa, namun pengalihan penerbangan dilakukan agar tidak melalui lokasi terjadinya penyanderaan.
Kepolisian New York di AS, NYPD, mengaku terus memonitor perkembangan situasi penyanderaan di Sydney.
Perdana Menteri Australia Tony Abbot mengatakan masih belum mengetahui apakah penyanderaan di kafe Lindt di pusat kota Sydney bermotivasi politik, meski ada indikasi ke arah itu.
"Ini insiden yang mengkhawatirkan. Saya bisa mengerti keprihatinan dan ketakutan warga Australia," ujar Abbot.