New York, CNN Indonesia -- Kelompok "Guardian of Peace" yang mengaku bertanggung jawab atas serangan peretasan Sony Pictures mengeluarkan ancaman publik yang ditujukan kepada penonton bioskop yang menonton film The Interview.
Di Pastebin, sebuah situs yang memperbolehkan tulisan dari akun anonim, kelompok ini mengatakan orang-orang yang menonton film The Interview akan mengalami sesuatu yang buruk.
"Kami akan secara jelas menunjukkan kepada Anda pada waktu dan tempat di mana The Interview dipertunjukan, termasuk saat pertunjukan perdana, bagaimana nasib buruk bagi mereka yang mencari kesenangan dalam teror harus dibinasakan," bunyi pernyataan dari kelompok tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dunia akan penuh dengan ketakutan. Ingat serangan 11 September 2001," tulis kelompok tersebut.
Kelompok peretas ini mengimbau orang-orang yang tinggal di dekat bioskop untuk menjaga jarak.
Pertunjukan perdana film The Interview di New York dijadwalkan akan berlangsung pada Kamis (25/12) di teater bioskop Sunshine di Manhattan.
[Gambas:Video CNN]Menurut wakil komisaris intelijen dan pemberantasan terorisme, John Miller, Kepolisian New York atau NYPD saat ini berencana menjaga lokasi teater tersebut dengan menambah petugas keamanan untuk keadaan darurat.
Miller juga mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan biro intelijen federal atau FBI.
"Kami akan terus mengevaluasi ancaman ini. Sebenarnya belum jelas apa ancaman mereka ini adalah serangan siber atau fisik," ujar Miller.
Sementara itu, baru-baru ini Kementerian Keamanan Dalam Negeri mengatakan belum ada laporan dari pihak intelijen mengenai ancaman aktif terhadap teater bioskop di Amerika Serikat.
Pihak yang dekat dengan proses penyelidikan serangan siber mengatakan Sony tidak akan mengomentari pemberitaan tersebut dalam waktu dekat karena FBI masih menyelidiki peretasan ini.
Pada Selasa (16/12) kelompok peretas Sony mempublikasikan surat-surat elektronik Ketua Sony Entertainment, Michael Lynton.
Sejak November lalu, Guardian of Peace secara sistematis telah mengekspos dokumen-dokumen yang mereka retas dari server Sony, termasuk informasi pribadi tentang selebriti, surat elektronik memalukan dari petinggi-petinggi Sony, catatan internal perusahaan dan naskah film yang bocor.
Salah satu hasil retasan yang rupanya membuat Korea Utara tidak senang adalah terkait peluncuran film The Interview, sebuah film komedi yang bercerita tentang rencana pembunuhan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Berita ancaman ini membuat aktor Seth Rogen dan James Franco terpaksa membatalkan semua acara pers, menurut BuzzFeed, dikutip dari
CNN.