Manila, CNN Indonesia -- Pengadilan Sandiganbayan, Filipina, memutuskan mantan presiden Gloria Macapagal Arroyo yang tengah mendekam di dalam tahanan atas tuduhan korupsi sejak 2012, dapat menghabiskan Natal bersama keluarganya di rumah, meskipun tetap dalam penjagaan polisi.
Arroyo pernah dilarang meninggalkan Filipina pada bulan Oktober 2011 dan telah ditahan di sebuah rumah sakit militer sejak 2012 atas tuduhan korupsi atas penyalahgunaan dana amal. Hingga saat ini, Arroyo memakai penyangga leher dan telah kehilangan berat badan.
Tokoh wanita di Filipina yang kini berusia 67 tahun itu membantah melakukan kesalahan. Pengacaranya berpendapat kasus terhadap dirinya lemah dan tidak dapat dibuktikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pemerintahan Presiden Benigno Aquino terus menyebutkan kasus ini sebagai contoh gerakan anti-korupsi.
Cuti Natal Arroyo akan dimulai pada Selasa (23/12) mendatang dan akan berakhir pada Jumat (26/12). Meskipun dapat merayakan Natal di rumah, namun Arroyo tetap dilarang menggunakan ponsel dan komputer di rumahnya.
Sejumlah petugas keamanan akan mengawal ketat kediaman Arroyo. Arroyo juga dilarang melakukan wawancara kepada wartawan.
Pengadilan Sandiganbayan menyatakan dikabulkannya cuti Natal Arroyo ini merupakan bentuk kasih dan sayang, seperti tema kunjungan Paus Fransiskus ke Filipina bulan depan.
Arroyo menjabat sebagai presiden Filipina dari tahun 2001 hingga 2010. Dia adalah presiden wanita kedua di Filipina, setelah Corazon C. Aquino. Ayah Arroyo adalah mantan Presiden Diosdado Macapagal yang memimpin Filipina pada periode 1961 hingga 1965.
Sebelum menjabat sebagai presiden, Arroyo adalah wakil presiden wanita pertama di negaranya. Dia menjabat sebagai presiden pada tahun 2001 melalui kudeta tak berdarah yang disebut Revolusi EDSA II dan menggulingkan Presiden Joseph Estrada di tengah-tengah tuduhan korupsi.