Washington, CNN Indonesia --
Sony Pictures akan mengijinkan film "
The Interview" diputar tanggal 25 Desember kurang dari seminggu setelah perusahaan ini membatalkan pemutaran film ini di bioskop Amerika Serikat dan Kanada.
Satu bioskop di Dallas, Texas, mengatakan pihaknya telah mendapat ijin dari
Sony Pictures untuk memutar film komedi tentang rencana pembunuhan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Sony membatalkan pemutaran film ini secara luas karena jaringan bioskop di Amerika menolak memutarnya setelah mendapat ancaman dari kelompok peretas bernama "
Guardian of Peace".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Film ini juga menjadi penyebab serangan siber terhadap jaringan komputer
Sony Pictures yang melumpuhkan jaringan komputer itu serta pencurian dokumen rahasia perusahaan.
"T
he Interview" yang dibintangi oleh Seth Rogen dan James Franco sebelumnya dikecam oleh pemerintah Korea Utara yang menyebutnya sebagai "tindakan perang" terhadap negara yang tertutup ini.
Amerika Serikat menuduh Korea Utara berada di balik serangan siber itu, namun Korea Utara membantah terlibat dan mengatakan serangan tersebut dilakukan oleh pendukung dan simpatisan negara itu.
Sementara itu, anggota Komite Reformasi Pemerintah DPR AS dari partai Demokrat meminta
Sony Pictures Entertertainment untuk menyerahakn rincian serangan siber itu.
Dalam surat ke Sony, Elijah Cummings mengatakan "pengetahuan, informasi dan pengalaman" Sony ini akan membantu Kongres yang sedang mempelajari hukum keamanan siber federal dan mempertimbangkan apakah hukum ini perlu diperketak guna melindungi data pemerintah dan masyarakat.
Informasi yang diminta Cummings adalah gambaran rinci mengenai seluruh pencurian data perusahaan yang dialami dalam satu tahun terakhir, jumlah pegawai dan mantai pegawai serta konsumen yang terkena dampak pencurian data itu; dan bagaimana para korban diberitahu mengenai hal ini.
Cummings juga mencari hasil dari penyelidikan atau analisis forensik terkait kasus pencurian data, serta penilaian "mengapa serangan ini tidak terdeteksi untuk beberapa waktu."
Dalam suratnya Cummings menyebut laporan yang mengindikasikan bahwa selain memasukkan piranti lunak perusak, para peretas juga mencuri informasi rahasia seperti film-film yang belum dirilis dan informasi pribadi lebih dari 47 ribu karyawan dan bekas karyawan perusahaan itu.