PEMERINTAHAN TURKI

Erdogan: Pengguna Kontrasepsi Adalah Pengkhianat

CNN Indonesia
Selasa, 23 Des 2014 19:12 WIB
Presiden Turki Tayyip Erdogan yang terkenal konservatif mengecam para pengguna alat kontrasepsi dengan menyebut mereka sebagai pengkhianat negara.
Komentar Presiden Turki Tayyip Erdogan tentang wanita dan rumah tangga dinilai sebagai pengalihan isu dari situasi politik Turki yang tengah memanas. (Reuters/Ints Kalnins)
Istanbul, CNN Indonesia -- Setelah menyatakan bahwa pria dan wanita tak akan pernah bisa setara, Presiden Turki Tayyip Erdogan kini mengecam para pengguna alat kontrasepsi dengan menyebut mereka sebagai pengkhianat negara.

Erdogan yang dikenal konservatif melontarkan kecamannya tersebut ketika dia berpidato di sebuah acara pernikahan pada Minggu (21/12). Erdogan, yang saat itu juga diundang sebagai saksi pernikahan pasangan suami-istri tersebut menyatakan alat kontrasepsi dan program pengendalian kelahiran adalah ancaman bagi garis keturunan negara.

"Selama bertahun-tahun mereka melakukan pengkhianatan dengan mengendalikan kelahiran di negara ini, berusaha untuk mengeringkan keturunan kami, yang sangat penting, baik secara ekonomi maupun secara rohani," kata Erdongan, seperti ditulis The New York Post, Selasa (23/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pidatonya tersebut, Erdogan bahkan mendesak pengantin baru tersebut untuk setidaknya memiliki tiga anak. Pemimpin Turki yang dikenal konservatif itu menilai jika memungkinkan seorang sebaiknya mempunyai tiga hingga lima anak.

Erdogan memang telah beberapa kali menyatakan bahwa dia menentang penggunaan kontrasepsi. Namun, baru kali ini Erdogan menyamakan pengguna alat kontrasepsi dengan pengkhianat negara.

Bulan lalu, Erdogan memantik kemarahan dan kritik dari kaum wanita, karena menyatakan pembawaan wanita yang “halus” menjadikan wanita tidak mungkin berada dalam posisi yang sama dengan laki-laki.

"Beberapa orang bisa memahami persepsi ini, sementara yang lain tidak. Tentunya kaum feminis tak akan mengerti hal ini, karena mereka tidak menerima konsep wanita sebagai seorang ibu," kata Erdogan menanggapi kritik yang dilontarkannya bulan lalu.

Namun, komentarnya tersebut justru memicu gelombang kritik yang lebih besar dari pendukung hak-hak wanita, yang menilai pernyataan tersebut merendahkan peran wanita dalam masyarakat, dan mengarah kepada diskriminasi dan kekerasan.

"Ini bukan hanya tentang presiden mencampuri kehidupan pribadi orang. Dia adalah penyebab wanita sulit untuk memperoleh hak yang sama di negara ini," kata Ebru Kazanc, aktivis wanita dari Platform untuk Hapus Kekerasan terhadap Wanita.

Sementara, pengamat lainnya menilai, komentar Erdogan tentang wanita dan rumah tangga merupakan pengalihan isu dari situasi politik Turki yang tengah memanas.

"Saya rasa bukan sebuah kebetulan Erdogan menyatakan komentar tentang KB hanya sehari setelah seorang mantan menteri terseret dalam kasus korupsi, kata Kazanc.

Bulan ini, langkah Erdogan juga menarik perhatian publik ketika dia menetapkan program wajib di sekolah tinggi agama yang biasanya menggunakan bahasa Arab diganti dengan bahasa latin.

Pengamat menyatakan langkah ini merupakan bentuk kemunduruan pemerintah Erdogan dan terlebih, penghinaan kepada sultan Mustafa Kemal Ataturk, pendiri Turki modern pada 1923.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER