NATAL PERANG DUNIA I

Gencatan Senjata PD I Berakhir Di Pengadilan Militer

CNN Indonesia
Kamis, 25 Des 2014 23:58 WIB
Perwira yang mengijinkan gencatan senjata 45 menit pada hari Natal di Perang Dunia I diajukan ke mahkamah militer karena melanggar perintah atasan.
Rekonstruksi pertandingan sepak bola saat gencatan senjata hari Natal 1914 antara Jerman dan Inggris. (Reuters/Eric Vidal)
London, CNN Indonesia -- "Di sepanjang garis wilayah kami…bangsa Skotlandia dan Hun bersahabat dengan sangat tulus," tulis Letnan Edward Hulse dalam surat untuk ibunya setelah Hari Natal 1914.

"Jika saya melihatnya dalam bentuk film, saya pasti berpikir semua itu palsu."

Seratus tahun peristiwa dalam Perang Dunia I itu kini diperingati sebagai kemenangan dari rasa kemanusiaan bersama di tengah peperangan yang terjadi di Eropa, hari ketika tentara di medan perang Flanders bertemu setelah selama empat bulan saling tembak untuk menyanyikan lagu-lagu Natal, bertukar hadiah dan bermain sepak bola di Wilayah Tak Bertuan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fakta yang tidak banyak diketahui adalah beberapa tentara Inggris kemudian menghadapi ancaman hukuman karena membuka pertemanan selama satu jam dengan musuh mereka.

Sebagian dari tentara yang selamat dari peristiwa 1914 ini kemudian menyerahkan tiga pohon Natal tambahan di parit perlindungan, tetapi tidak melakukan gencatan senjata yang lebih luas karena ketakutan menumbuhkan kebencian, dan juga karena para jenderal berusaha keras menyingkirkan kegiatan yang ditakutkan menjadi ancaman pada "semangat bertempur".

Dalam satu insiden yang banyak dilupakan, pengulanan gencatan senjata yang terkenal itu di tahun 1915 menyebabkan satu perwira rekan Hulse di Pasukan Skotlandia Militer Inggris, diajukan ke depan pengadilan militer.

Tidak seperti Hulse, yang tewas pada 25 Maret 1915, Kapten Iain Colquhoun selamat dari perang ini dan mencatat bahwa dia terancam dikenai hukuman karena kembali bertukar cerutu dengan musuhnya dari Jerman, dan mengijinkan kedua kubu mengubur rekan mereka yang tewas.

"Mayor Jenderal (Lord Cavan) sangat marah dengan itu," tulis Colquhoun pada 26 Desember 1915.

Komandannya itu ingin tahu mengapa perintah larangan pengulangan rasa persaudaraan pada 1914 yang sempat mengejutkan para jenderal ini dilanggar.

Lampu Natal dan Senjata

Pada 25 Desember 1915, Colquhoun yang berusia 28 tahun menulis dalam buku hariannya: "Seorang perwira Jerman datang dan meminta saya untuk melakukan gencatan senjata pada Hari Natal. Saya menjawab hal itu tidak mungkin. Dia kemudian meminta waktu 45 menit untuk mengubur anak buahnya Saya menyetujuinya.

"Tentara kami dan tentara Jerman kemudian berbincang dan bertukar cerutu, rokok dan lain-lain selama 45 menit, ketika waktunya habis saya meniup peluit dan kedua kubu kembali ke parit perlindungan masing-masing.
Rekonstruksi gencatan senjata Perang Dunia I di hari Natal 1914 kini diperingati sebagai pertanda rasa kemanusiaan. (Reuters/Eric Vidal)
"Sepanjang hari itu…tidak ada peluru yang dilepas. Di malam hari, pihak Jerman menyalakan lampu hiasan…dan parit mereka jelas terlihat sejauh beberapa mil…Malam itu cukup terang, tidak ada awan dan sedang bulan purnama dan itu adalah pemandangan terindah yang pernah saya lihat. Senjata kami pun memainkan lampu itu, mereka kemudian memindahkannya."

Setelah sepuluh hari berlalu di garis depan dekat Lille, Perancis, yang ditandai tidak hanya dengan peperangan namun juga dengan minum-minum dan judi dengan sesama kelompok kelas atas pasukannya, Colquhoun kembali ke barak di garis belakang dan ditangkap.

Dengan dakwaan melanggar perintah dan disiplin militer karena "menyetujui gencatan senjata dengan musuh", Coulquhoun diadili selama lima jam pada 17 Januari 1926 yang menampilkan kesaksian Jendral Douglas Haigh, Komandan tertinggi militer Inggris.

Coulquhoun dinyatakan bersalah tetapi hanya dijatuhi hukuman berupa peringatan.

Fakta bahwa Perdana Menteri Herbert Asquith adalah paman isterinya dan putera Asquith menjadi pengacaranya mungkin membantu Coulquhoun dalam perkara ini.

Dia juga merasa bahwa sebenarnya militer mengeri semangat Natal, dengan menulis: "Semua yang tahu fakta kasus ini mengatakan bahwa pengadilan ini tidak semestinya dilakukan."

Kasus ini tidak membuat karir Colquhoun redup. Dia terus naik pangkat dan tetap populer di antara anak buahnya bahkan setelah perang berakhir karena sikap perduli pada kesejahteraan anak buahnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER