Virus Ebola Telah Mencapai Skotlandia

Glasgow, CNN Indonesia -- Seorang pekerja medis dipulangkan ke asal Glasgow, Skotlandia, setelah tertular Ebola saat bertugas di Sierra Leone.

"Pasien adalah pekerja medis yang membantu penanganan Ebola di Afrika Barat dan kembali dari Sierra Leone pada Minggu malam, seperti disampaikan Badan Kesehatan Skotlandia dalam pernyataannya, Senin (29/12).

Pasien wanita yang belum diidentifikasi namanya itu terbang dari Casablanca, Maroko, lalu melalui Bandara Heathrow, London, Inggris, dan tiba di Bandara Glasgow pada Minggu malam waktu setempat menggunakan penerbangan British Airways.

"Pasien dilarikan ke rumah sakit pada pagi hari setelah merasa sakit dan ditempatkan di ruang isolasi pada pukul 7:50. Seluruh orang yang melakukan kontak dengan pasien tengah diselidiki dan semua yang berisiko tertular akan dihubungi serta diawasi. Namun diagnosa masih dalam tahap awal, risiko penularan masih sangat rendah," ujar pernyataan badan kesehatan Skotlandia.

Pemeriksaan akan dilakukan juga terhadap para penumpang di pesawat yang dia naiki.

Kepala pemerintahan Skotlandia, Nicola Sturgeon, langsung mengadakan pertemuan darurat dan telah menghubungi Perdana Menteri Inggris David Cameron.

Menurut prosedur keamanan, pasien akan dikirim ke ruang isolasi di Rumah Sakit Royal Free di London secepatnya. Sturgeon mengatakan, Skotlandia telah bersiap untuk segala kemungkinan yang terjadi terkait penularan Ebola.

Sebelumnya, kata Sturgeon, Skotlandia telah sukses mengatasi penyebaran penyakit flu babi.

"Kami memiliki prosedur untuk mengidentifikasi kasus ini dengan cepat. Pelayanan kesehatan kami memiliki para ahli dan fasilitas untuk memastikan kasus Ebola seperti ini bisa diatasi dan diisolasi secara efektif untuk meminimalisir penyebaran virus," kata Sturgeon.

Negara-negara Barat memperketat pengawasan di bandara terkait penyebaran Ebola di Afrika Barat. Ini adalah kasus pertama di Skotlandia.

Menurut data terbaru WHO, Ebola telah menjangkiti 20 ribu orang dan menewaskan lebih dari 7.800 orang di Liberia, Sierra Leona dan Guinea.

Sumber: CNN