Beijing, CNN Indonesia -- Pemerintah Tiongkok menangkap seorang cendekia yang membantu pembangkang buta Chen Guangcheng melarikan diri dari tahanan rumah pada 2012, menurut istri cendekia tersebut pada Selasa (6/1).
Para pegiat melihat kasus ini merupakan sebuah sinyal dari pemerintah yang memperketat kebebasan sipil di Tiongkok.
Guo Yushon, pendiri lembaga
think-tank yang melakukan penelitian terhadap regulasi bisnis, reformasi dan masyarakat sipil ini ditahan di Beijing pada Oktober tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Istri Guo, Pan Haxia mengatakan kepada Reuters bahwa Guo secara resmi ditangkap atas tuduhan 'kegiatan bisnis ilegal', tetapi ia tidak tahu kegiatan apa yang dimaksud.
Guo ditahan di Pusat Penahanan No.1 Beijing dan belum ada keterangan dari pihak penjara ini.
Guo diketahui berperan dalam membantu Chen melarikan diri dari tahanan rumah di desanya pada 2012.
Chen kemudian pergi ke Beijing, di mana ia mencari perlindungan di kedutaan besar AS dan sempat memicu pertikaian diplomatik antara Tiongkok dan AS.
Chen diizinkan untuk pergi ke AS.
Pihak berwenang diketahui telah menutup lembaga
think-tank milik Guo, Institut Transisi pada tahun lalu.
Guo merupakan lulusan sarjana idealis yang dikenal pemalu. Ia sempat meluncurkan kampanye untuk menarik perhatian publik dalam upaya pengumpulan dana bagi korban yang terkena skandal susu formula tercemar pada 2008.
Maya Wang, peneliti dari badan pengawas HAM Human Right Watch mengatakan penahanan Guo merupakan tonggak di mana kebebasan sipil mulai ditindak secara keras selama 18 bulan terakhir.
"Meskipun Guo ada di garis depan gerakan HAM Tiongkok, namun ia juga mencoba untuk tetap tidak menarik perhatian, untuk tetap dalam ruang terbatas tanpa dipenjara," ujar Wang.
"Fakta bahwa ia ditahan menjadi sinyal pengetatan lebih lanjut dari cengkeraman penguasa pada masyarakat sipil Tiongkok," ujar Wang menambahkan.
(stu)