Seoul, CNN Indonesia -- Seorang pembelot Korea Utara diduga ditahan di Tiongkok setelah menewaskan setidaknya empat warga Tiongkok selama perampokan di kota perbatasan Helong akhir bulan lalu, media Yonhap melaporkan pada Senin (5/1).
Insiden ini terjadi pada 28 Desember tepat di seberang Sungai Tumen yang membelah Tiongkok dan Korea Utara, menurut laporan tersebut yang mengutip sebuah sumber.
Koran Korea Selatan Dong-A Ilbo melaporkan bahwa Korea Utara telah menyesuaikan kembali pasukan perbatasannya setelah insiden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Luar Negeri Tiongkok belum bisa memberikan komentar terkait hal ini dan Kementerian Unifikasi Korea Selatan juga belum dapat mengkonfirmasi laporan.
Sejak Kim Jong Un mengambil alih kekuasaan sepeninggalan ayahnya pada 2011, ia memperkuat keamanan perbatasan untuk mencegah pembelot, menurut para aktivis dan pembelot.
Sejak Perang Korea 1950-1953, banyak warga Korea Utara membelot karena alasan politik, ideologi, agama dan ekonomi.
Pada 2012, sekitar 200 ribu warga Korea Utara bersembunyi di Tiongkok, menurut laporan media Radio Free Asia pada 2013.
Jumlah ini menjadikan Tiongkok sebagai wilayah dengan populasi warga Korea Utara terbesar di luar Korea Utara.
Para pengungsi ini bukan tipe yang dianggap sebagai anggota masyarakat Korea dan sensus Tiongkok tidak menghitung mereka ke dalam etnis tersebut.
Beberapa pengungsi Korea Utara yang tidak mampu pergi ke Korea Selatan akhirnya menikah dengan etnis Korea di Tiongkok dan menetap di sana.
Mereka bercampur dengan warga lokal, namun harus tetap bersiap untuk dideportasi jika pemerintah lokal Tiongkok menemukan mereka.
(stu/stu)