NEGARA PALESTINA

Israel Kecewa Palestina Ikut ICC

Reuters/Ranny Utami | CNN Indonesia
Jumat, 09 Jan 2015 12:28 WIB
Perwira tinggi militer Israel kecewa atas keputusan Sekjen PBB mengikutsertakan Palestina dalam Pengadilan Kejahatan Internasional per 1 April mendatang.
Terhitung April mendatang, Palestina resmi menjadi anggota ICC. (Getty Images/Michael Porro)
Tel Aviv, CNN Indonesia -- Kepala staf umum Pasukan Pertahanan Israel atau IDF, Letnan Jenderal Benjamin Gantz mengatakan pada Kamis (8/1) bahwa dirinya lebih kecewa daripada khawatir tentang keikutsertaan Palestina dalam Pengadilan Kejahatan Internasional atau ICC yang telah dikonfirmasi oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon dan mulai berlaku pada 1 April nanti.

Gantz merasa keikutsertaan Palestina ini tidak perlu karena Israel dapat menyelidiki sendiri masalah perang yang berlangsung antara Israel dan Palestina pada musim panas kemarin.

"Ini merupakan langkah unilateral yang tidak perlu dilakukan Palestina," ujar Gantz.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti militer AS, Gantz menjelaskan bahwa IDF merupakan bagian dari negara demokratis yang beroperasi di bawah hukum internasional dan IDF telah membuat sebuah upaya besar untuk mencegah korban jiwa, korban sipil.

Israel memiliki tradisi hukum dan kemampuan untuk menyelidiki secara pribadi setiap kasus yang bersangkutan dengan negaranya.

Seorang pejabat senior militer bertanya apa IDF akan mengubah operasi militer di Jalur Gaza, Gantz menjawab, "Saya tidak berpikir kami perlu berubah."

Namun Badan PBB menyatakan pada Agustus lalu setidaknya dua ribu warga Palestina tewas dalam perang musim panas lalu di Gaza, lebih dari dua pertiga mereka merupakan warga sipil. Sementara Israel membantah jumlah korban ini.

Pembelian pesawat tempur

Di sisi lain, Gantz juga meyakinkan pesawat F-35 Joint Strike Force merupakan pesawat tempur masa depan IDF, meskipun pihaknya menerima kritikan atas biaya dan kemampuan pesawat tersebut.

"Benar bahwa itu sangat mahal. Saya harap, meskipun anggaran terbatas, kami akan mampu melanjutkan program ini karena ini sangat penting bagi kami," ujar Gantz.

Gantz memberikan pernyataan ini setelah mengadakan pertemuan dengan mitra AS-nya yaitu kepala staf gabungan Jenderal Angkatan Darat Martin Dempsey. Kunjungan petinggi militer AS ini datang ketika Gantz menyelesaikan masa jabatannya sebagai kepala staf.

Israel baru-baru ini berencana melakukan pembelian kedua jet tempur F-35 buatan AS. Israel telah membeli sebanyak 19 jet F-35 senilai US$2,75 milyar pada 2010 dengan pengiriman diperkirakan antara tahun 2016 hingga 2018.

Sementara itu, kloter kedua untuk menaikkan jumlah jet tempur dari 25 menjadi 31 buah telah disetujui, namun menunggu persetujuan dari komite menteri Israel, menurut sumber dikutip Reuters.

Beberapa pejabat mengungkapkan keraguan tentang apakah jangkauan, muatan dan kemampuan manuver jet F-35 akan sesuai dengan kebutuhan Israel.

Namun, Gantz menilai bahwa jet F-35 merupakan pesawat tempur yang tepat bagi Israel karena dapat beradaptasi dengan tantangan-tantangan yang akan dihadapi IDF di masa depan.

Pejabat militer Israel saat ini juga sedang menahan pembelian pesawat tiltrotor sayap tinggi V-22 karena alasan anggaran. (stu/stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER